Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramai Bos Korporasi Borong Saham, Strategi Jaga Harga

Sejumlah bos korporasi memborong saham perseroan saat IHSG cenderung lesu pada awal tahun 2023.
Sejumlah bos korporasi memborong saham perseroan saat IHSG cenderung lesu pada awal tahun 2023. Bisnis/Suselo Jati
Sejumlah bos korporasi memborong saham perseroan saat IHSG cenderung lesu pada awal tahun 2023. Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Pembelian saham oleh direksi korporasi atau emiten disebut sebagai salah satu strategi menjaga harga saham secara psikologis di tengah tekanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Sejumlah direksi emiten terpantau membeli saham entitasnya di tengah tekanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sebut saja Ruslan Tanoko yang memborong 2,75 juta saham saham PT Avia Avian Tbk. (AVIA), lalu Ray Antonio Gunara memborong 100.000 saham PT Harum Energy Tbk. (HRUM), perseroan yang dipimpinnya.

Kemudian Indra Dammen Kanoena, direktur PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) yang terpantau menyerok saham perseroan sebanyak 162.000 saham. Adapula Direktur Commercial Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Riduan yang memborong 17.900 saham BMRI.

Melihat hal ini, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan pembelian saham oleh direksi merupakan sentimen positif apalagi jika dilakukan dalam jumlah yang banyak.

“Aksi tersebut lebih ke psikologis marketnya menjadi sentimen positif. Kalau melihat fundamental emiten tersebut, semua memiliki kinerja yang cukup baik dan masih layak untuk dikoleksi dengan beberapa catatan,” kata Roger kepada Bisnis, Jumat (13/1/2023).

Saham tersebut, kata Roger, layak dikoleksi dengan melihat beberapa indikator, di antaranya data ekonomi global dan domestik yang saat ini menunjukkan perlambatan bahkan cenderung mengarah ke resesi.

“Pembelian dengan menunggu harga diskon merupakan strategi yang tepat untuk saat ini,” katanya.

Senada, pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama Teguh Hidayat mengatakan bahwa aksi direksi borong saham meningkatkan kepercayaan investor untuk tidak ikut panik ketika kodisi pasar sedang turun, tapi tidak ada hubungannya dengan fundamental perusahaan.

“Ketika masyarakat mengetahui direksi memborong saham, maka akan meningkatkan kepercayaannya dan tidak panik. Meskipun masyarakat tidak ikut beli, minimal yang pegang sahammnya tidak ikut jual,” kata Teguh kepada Bisnis, Jumat (13/1/2023).

Hal ini akan berpengaruh ke saham yang bersangkutan, lanjut Teguh, dimana sahamnnya akan pelan-pelan naik atau setidaknya tidak melanjutkan koreksi.

“Karena ada pandangan bahwa direktur atau jajaran direksi dianggap sebagai orang yang paling mengerti kondisi perseroan,” jelasnya.

Namun meski demikian, investor wajib kembali mencermati kinerja fundamental perusahaan terkait sebelum melakukan transaksi investasi, seperti laporan keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper