Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Summarecon Mau Bangun Perumahan di IKN, Saham SMRA Malah Anjlok

Pada 10.21 WIB, Rabu (4/1/2022), saham SMRA turun 2,54 persen atau 10 poin ke Rp575.
Sebuah bus anterjemput melintas di tengara (landmark) kawasan Summarecon Bekasi./summarecon.com
Sebuah bus anterjemput melintas di tengara (landmark) kawasan Summarecon Bekasi./summarecon.com

Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) anjlok pada awal perdagangan, sekalipun emiten properti tersebut dikabarkan akan terlibat pembangunan perumahan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Tengah.

Berdasarkan data Blooomberg pada 10.21 WIB, Rabu (4/1/2022), saham SMRA turun 2,54 persen atau 10 poin ke Rp575. Sejak awal perdagangan, saham SMRA bergerak di kisaran 575-595. Price to earning ratio (PER) bertengger di 22,99 kali dengan kapitalisasi pasar Rp9,49 triliun.

Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung Jemmy Kusnadi sebelumnya mengatakan SMRA tengah memprakarsai pembangunan rumah dinas ASN sebanyak 6 tower yang ada di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1A.

"Saat ini kami masih dalam tahap diskusi tentang detail kebutuhan proyek tersebut," katanya kepada Bisnis, Selasa (26/12/2022).

Rencana tersebut pun dipertegas oleh Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono yang menyampaikan terdapat tiga investor yang berminat membangun perumahan serta hunian bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Dari 59 LOI (Letter of Intent) sudah ada tiga yang kita proses maju dan ini akan diumumkan," katanya kepada wartawan di kompleks Istana Negara, Selasa (3/2/2023).

Lebih rinci, dia menyebutkan bahwa ketiga investor tersebut terdiri dari dua perusahaan lokal dan satu asing yakni PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), konsorsium lokal CCFG Corp - PT Risjadson Brunsfield Nusantara (CCFG-RBN) dan Korea Land and Housing Corporation (KLHC).

Adapun, dilanjutkannya ketiga perusahaan tersebut sudah mendapatkan Surat Izin Prakarsa Proyek (SIPP) atau Letter to Proceed (LTP) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Alumnus dari Jurusan Teknik Sipil ITB ini optimistis bahwa jumlah investor juga akan bertambah ke depannya mengingat saat ini sudah ada 59 pelaku usaha yang sudah mengajukan LOI untuk menanamkan modal di IKN. Sekadar informasi, kemitraan pembangunan di IKN Nusantara menggunakan skema KPBU atau public private partnership.

Setali tiga uang, Wakil Kepala Otorita IKN Dhony Rahajoe melanjutkan bahwa proyek IKN Nusantara telah menarik nilai investasi mencapai Rp 41 triliun.

“Rencana Rp41 triliun. Ada 3 perusahaan yang sudah dapat izin prinsip pelaksanaan tetapi itu nanti ada FS-nya segala macam. Dari 59 Letter of Interest kita, sudah ada tiga yang proses maju. Antrean ada beberapa tetapi belum kami umumkan kalau belum ada SIPP," katanya.

Dia melanjutkan bahwa pembangunan tidak hanya perumahan yang menjadi prioritas, sebab para investor juga akan membangun pengelolaan air minum, kelistrikan, telekomunikasi, pengolahan limbah, hingga sektor transportasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper