Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang Grup Bakrie dan Salim, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menyambut gembira pengenaan royalti 0 persen bagi produsen batu bara yang mengembangkan bisnisnya hingga ke hilir.
Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava menuturkan kebijakan ini merupakan perkembangan yang menggembirakan bagi perusahaan batu bara seperti Bumi Resources.
"Proposal ini merupakan perkembangan yang menggembirakan dan kami masih akan menunggu detail lengkapnya," kata Dileep kepada Bisnis, Selasa (3/1/2023).
Dileep melanjutkan, saat ini BUMI memang tengah menjajaki proyek penghiliran batu bara. Menurutnya, di tahun ini BUMI memiliki rencana melakukan commissioning proyek hilirisasi batu bara dalam dua hingga tiga tahun sejak saat ini.
"Saat ini kami tengah dalam penyelesaian rencana," tutur dia.
Sebagaimana diketahui, BUMI memiliki rencana hilirisasi melalui PT Kaltim Prima Coal (KPC), dengan mengolah batu bara menjadi methanol di Bengalon, Kalimantan Timur. Proyek hilirisasi ini ditargetkan rampung pada 2025, dengan produk hilirisasi mencapai 1,8 juta ton methanol per tahun.
Baca Juga
Dalam proyek ini, KPC berkolaborasi dengan Ithaca Group dan Air Product.
BUMI juga memiliki proyek gasifikasi batu bara menjadi methanol melalui anak usaha lainnya, yakni PT Arutmin Indonesia (AI). Melalui gasifikasi ini, BUMI akan mengolah 6 juta ton batu bara menjadi 2,8 juta ton methanol setiap tahun.
Sebagai informasi, kebijakan royalti 0 persen tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja. Produsen batu bara yang melakukan hilirisasi bisa dibebaskan dari pembayaran royalti atau royalti 0 persen.
Adapun, BUMI merupakan produsen batu bara terbesar di Indonesia melalui KPC dan AI. Pada 2023, BUMI menargetkan produksi batu bara mencapai 80 juta ton hingga 85 juta ton, dari 2022 sekitar 71 juta-76 juta ton.