Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Brasil berhasil menjadi pasar saham dengan kinerja terbaik di dunia tahun ini saat mayoritas pasar global menghadapi gejolak yang brutal sepanjang 2022.
Mengutip Bloomberg, Sabtu (31/12/2022), Indeks Ibovespa naik 4,7 persen dalam mata uang lokal, menjadikan indeks tersebut salah satu dari sedikit bursa dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$500 miliar yang berakhir di zona hijau pada akhir 2022.
Bursa saham Brasil melampaui kenaikan bursa di India dan Inggris. Bahkan MSCI All-Country World Index anjlok sekitar 20 persen pada periode yang sama karena investor menghadapi lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga yang cepat di seluruh dunia.
Sementara inflasi Brasil mencapai puncaknya lebih dari 12 persen pada April 2022, bank sentralnya memulai siklus kenaikan yang agresif pada awal 2021 yang membantu memangkas inflasi hingga setengahnya pada akhir tahun, kemungkinan membuka ruang untuk penurunan suku bunga tahun depan. Faktor tersebut ditambah dengan valuasi saham yang termasuk termurah di dunia, telah membantu memacu permintaan saham-saham perusahaan Brasil bahkan ketika ketidakpastian politik terus membayangi.
Saham Brasil tetap murah berdasarkan sejarah mereka dengan rasio harga campuran ke pendapatan (blended forward price to earnings ratio) selama 12 bulan sebesar 6,7 kali, dibandingkan dengan rata-rata 10 tahun sebesar 10,8 kali.
Pedagang sebenarnya gelisah selama dua bulan terakhir, setelah kemenangan kepresidenan Luiz Inacio Lula da Silva pada Okotber 2022, di tengah kekhawatiran peningkatan pengeluaran fiskal akan menyalakan kembali inflasi. Jika inflasi memanas, ini berpeluang mendorong bank sentral untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Baca Juga
"Sebagian besar investor mungkin menunggu kepastian bahwa kebijakan fiskal Lula cukup bertanggung jawab sebelum mengambil risiko, tetapi valuasi yang murah menunjukkan bahwa mereka juga mendapat kompensasi atas risiko itu," kata Hasnain Malik, ahli strategi di Tellimer di Dubai.
Investor asing adalah pendorong utama reli di Bursa Efek Brasil tahun ini. Mereka membeli bersih saham Brasil senilai US$19 miliar, yang paling banyak dalam data yang dikumpulkan oleh Bloomberg sejak tahun 2009. Para investor asing ini membeli dalam dua bulan sejak Lula terpilih.
Tidak mengherankan, kinerja Brasil yang luar biasa datang bersamaan dengan tahun kebangkitan Vale SA, saham terbesar di Ibovespa dengan bobot hampir 20 persen.
Saham Vale, sebagai raksasa pertambangan bijih besi ini menguat 14 persen, rebound dari tahun terburuk sejak 2015 sebagian besar berkat kenaikan harga logam dasar sejak Rusia menginvasi Ukraina dan baru-baru ini, karena optimisme bahwa diakhirinya kebijakan zero Covid di China akan memacu permintaan.
Bobot Vale yang terlalu besar di benchmark Brasil membantu menutupi kerugian yang dilihat oleh banyak anggota lainnya. Dari 91 saham pengukur indeks, sekitar dua pertiga mengakhiri tahun ini di zona merah, termasuk produsen minyak yang dikendalikan negara Petroleo Brasileiro SA, yang terperosok dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran atas campur tangan politik.
Terlepas dari kinerja miring dan kekhawatiran politik, keuntungan yang dialami Ibovespa diharapkan oleh banyak orang akan berlanjut hingga tahun depan.
Awal bulan ini, ahli strategi JPMorgan Chase & Co. yang dipimpin oleh Emy Shayo mengatakan mereka memperkirakan indeks tersebut akan menutup 2023 nanti mendekati level tertinggi sepanjang masa di 130.000, sebagian karena pembukaan kembali ekonomi China. Sementara itu, analis Bank of America mengharapkan indeks Brasil ditutup tahun depan pada level 135.000. Pada penutupan 2022, indeks Ibovespa parkir di level 109.734,50.