Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah hari ini menutup tahun dalam penguatan di hadapan dolar AS ke Rp15.572,5 per dolar AS.
Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,54 persen atau 85 poin ke Rp15.572,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,07 persen ke 103,90.
Bersama dengan mata uang Garuda, yen Jepang memimpin penguatan di Asia, naik 0,68 persen, disusul won Korea Selatan naik 0,46 persen, ringgit Malaysia menguat 0,33 persen, dan baht Thailand menguat 0,29 persen.
Tim Analis Monex Investindo Futures (MIFX) menyebutkan walau sentimen kenaikan suku bunga The Fed masih tinggi, tetapi dibandingkan kebijakan yang sudah diambil selama tahun 2022 ini, langkah The Fed pada 2023 dipandang jauh lebih pasif.
"Hal ini menekan dolar AS, dan meningkatkan minat pasar pada aset mata uang utama lainnya dan juga logam emas," ungkap Tim Analis MIFX dalam riset Jumat (30/12/2022).
Adapun, sentimen lepas posisi masih berlanjut, dan laporan Chicago PMI AS pukul 21:45 WIB malam nanti berpeluang menjadi penggerak dolar AS sebagai data terakhir AS tahun 2022.
Baca Juga
Selain itu, Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi mengatakan aksi beli juga terjadi di pasar obligasi negara maju yang tercermin dari turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dan obligasai tenor panjang 10-tahun masing-masing sebesar 7 dan 6 bps menjadi 3,81 persen dan 2,44 persen.
Sedangkan, indeks komoditas S&P dan Goldman Sachs turun 0,4 persen akibat turunnya harga minyak mentah Brent dan WTI.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang, telah melonjak lebih dari 8 persen tahun ini, terbesar sejak 2015. The Fed telah menaikkan suku bunga dengan total 425 basis poin sejak Maret 2022 untuk mengekang lonjakan inflasi.