Bisnis.com, JAKARTA - Dalam investasi saham terdapat beberapa istilah yang perlu dipahami oleh investor untuk menilai suatu instrumen atau emiten tertentu. Dengan begitu, investor bisa mendulang hasil manis dari investasi saham yang dia tanamkan.
Bisnis telah merangkum beberapa istilah yang yang lazim digunakan investor untuk menentukan kualitas saham. Dengan begitu, investor tidak asal beli kucing dalam karung apalagi beli saham perusahaan bermasalah. Pasalnya, ada beberapa trik untuk menjebak investor awam menggunakan metode pump and dump.
Di lain waktu, kita akan membahas metode tersebut ya. Hal terpenting saat ingin berinvestasi saham adalah mengecek beberapa poin terkait kinerja keuangan suatu emiten. Megutip guru dari aliran value investing, Warren Buffet mengatakan harga saham adalah sesuatu yang kamu bayar sedangkan value atau nilai adalah sesuatu yang kamu dapat.
Berikut ini adalah beberapa istilah penting yang patut dipahami dalam berinvestasi saham supaya tetap cuan:
Price to earning ratio (PER)
PER adalah perbandingan harga saham dengan laba per saham dalam suatu perusahaan. Rasio ini digunakan untuk menilai mahal atau murahnya suatu harga saham.
Menghitung PER dapat dilakukan dengan cara membagi harga saham dengan laba per saham. Adapun laba yang digunakan adalah laba tahunan.
PER dibawah 10 kali mengidikasikan suatu saham sedang dalam harga murah.
Baca Juga
Price to Book Value (PBV)
PBV adalah rasio yang digunakan untuk menilai harga suatu saham dimana book value merupakan modal yang dimiliki perusahaan tersebut. Book value diperoleh dengan nilai ekuitas dibagi jumlah saham yang beredar.
Setelah mendapatkan book value berikutnya adalah menentukan PBV. Hal ini dapat diperoleh melalui cara membagi harga saham per lembar dengan book value.
PBV yang nilainya kurang dari 1 dapat dikatakan murah. Sementara PBV lebih dari 1 cenderung mahal. Investor dapat memilih saham yang memiliki pertumbuhan tinggi dengan risiko rendah.
Dividend Payout Ratio (DPR)
Dividen Payout Ratio (DPR) atau rasio pembayaran dividen adalah perbandingan jumlah dividen yang dibayarkan perusahaan dengan laba bersihnya. Semakin banyak perusahaan membayar dibanding jumlah pemaskan, maka semakin tinggi rasio pembayaran dividen.
DPR dapat ditemukan menggunakan rumus pembagian total dividen yang dibayar dengan penghasilan bersih.
Debt tp Equity Ratio (DER)
DER adalah tolok ukur yang menunjukkan kemampuan modal perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Semakin tinggi DER maka risiko yang dihadapi akan semakin tinggi.
DER dapat diperoleh dengan membagi utang dengan ekuitas perusahaan.
Return on Assets (ROA)
ROA adalah cara atau tingkat pengembalian aset dalam suatu perusahaan. ROA adalah rasio yang membandingkan laba bersih dengan modal yang telah diinvestasikan dalam bentuk aset.
Rumus yang digunakan untuk menghitung ROA adalah pendapatan bersih dibagi dengan total aset perusahaan.
Return on Equity (ROE)
ROE merupakan jumlah pendapatan bersih emiten per dana investor yang masuk. ROE digunakan untuk mengetahui sejauh mana perseroan mampu mengelola permodalan dari investornya.
ROE dihitung dengan membagi laba bersih dengan ekuitas pemegang saham. Karena ekuitas pemegang saham sama dengan aset perusahaan dikurangi utangnya, maka ROE dianggap sebagai pengembalian aset bersih.
Net Profit Margin (NPM)
NPM atau marjin laba bersih adalah rasio keuntungan perusahaan dari pendapatan yang diperoleh. NPM dihitung dengan membagi laba bersih dengan pendapatan.
Melalui NPM investor dapat mengetahui berapa besa keuntungan yang diperoleh perusahaan dari pendapatan setelah dikurangi beban-beban.