Bisnis.com, JAKARTA – PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) menetapkan harga Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/ IPO) di Rp100 per saham sehingga berpotensi meraih dana Rp90 miliar.
Sebelumnya, PADA telah melakukan penawaran awal pada 16-22 November 2022, dengan rentang harga penawaran Rp100-Rp120 per saham. Perseroan kemudian menetapkan harga IPO Rp100 per saham.
Jadwal IPO Personel Alih Daya
- Penawaran Umum : 2-6 Desember 2022
- Masa penjatahan (Selesai) : 6 Desember 2022
- Tanggal distribusi saham : 7 Desember 2022
- Tanggal Pencatatan di Bursa : 8 Desember 2022
PADA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyedia jasa teknikal dan pemeliharaan peralatan telekomunikasi, call center, perkantoran, keamanan dan SDM. Nantinya, PADA dimasukkan ke dalam sektor industri dengan subsektor human resource & employment services.
Melalui IPO, Personel Alih Daya menawarkan sebanyak 900 juta saham atau sebanyak – banyaknya 28,57 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.
Dengan demikian, PADA berpotensi meraih dana sebesar Rp90 miliar dari penawaran perdana ini.
UOB Kay Hian Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek pada IPO PADA. Sementara itu, penjamin emisi efek pada IPO perusahaan akan ditentukan kemudian.
Baca Juga
Adapun, dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk sejumlah keperluan. Rinciannya, sebanyak 63,26 persen akan dialokasikan untuk keperluan modal kerja. Antara lain untuk pembiayaan kegiatan operasional serta pembayaran rutin gaji dan tunjangan karyawan outsourcing.
Sebanyak 11,33 persen atau sekitar Rp9,71 miliar akan dialokasikan pada lini bisnis jasa teknikal. Kemudian, dana sebesar Rp5,21 miliar atau 6,08 persen akan digunakan untuk pengembangan IT.
Selanjutnya, sekitar 7,32 persen atau Rp6,27 miliar akan dialokasikan pada lini bisnis jasa perkantoran. Adapun, 5,98 persen atau dana sekitar Rp5,13 miliar dialokasikan pada lini bisnis customer care center.
Kemudian, sebanyak 3,83 persen atau sekitar Rp3,28 miliar dialokasikan pada lini bisnis pelatihan (training). Sisanya, dana Rp1,88 miliar atau 2,20 persen akan digunakan untuk pembaruan IT untuk mendukung kegiatan operasional.