Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raihan Kontrak Baru Oktober 2022, ADHI, WSKT, WIKA, dan PTPP, Siapa Juaranya?

Empat BUMN karya baru saya mengumumkan nilai kontrak baru hingga oktober 2022. Kesemuanya sama-sama mencatatkan pertumbuhan kontrak baru sebesar dua digigit.
Pekerja menggunakan alat berat beraktivitas di proyek infrastruktur milik salah satu BUMN Karya di Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menggunakan alat berat beraktivitas di proyek infrastruktur milik salah satu BUMN Karya di Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak empat BUMN karya baru saya mengumumkan nilai kontrak baru (NKB) hingga bulan kesepuluh 2022. Mereka itu antara lain,  PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP). Kesemuanya sama-sama mencatatkan pertumbuhan kontrak baru sebanyak dua digit hingga Oktober 2022.

ADHI merealisasikan perolehan kontrak baru sampai dengan Oktober 2022 sebesar Rp19,1 triliun. Jumlah tersebut naik sebesar 51 persen dibandingkan perolehan kontrak baru pada periode yang sama pada 2021 yang lalu sebesar Rp12,7 triliun.

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi mengatakan ADHI akan terus meningkatkan pertumbuhan kontrak sampai dengan akhir tahun.

“Kami terus berupaya agar kontrak ADHI terus tumbuh sampai akhir tahun, dan beberapa rencana telah dijalankan untuk mencapai target ADHI di tahun 2022," urainya, Rabu (23/11/2022).

Beberapa kontrak baru yang didapatkan ADHI pada Oktober 2022 di antaranya Sistem Pengelolaan Air limbah Domestik Terpusat di Kota Banda Aceh dan Plant Road and Drainage di Karawang, Jawa Barat.

Sementara itu, emiten BUMN karya, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), mencatat perolehan kontrak baru sampai dengan akhir Oktober sebesar Rp21,82 triliun tumbuh 50,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp14,47 triliun.

Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi menerangkan sampai dengan pekan kedua November 2022, angka tersebut telah meningkat menjadi Rp22,89 triliun. Pencapaian sampai dengan saat ini dikontribusi oleh segmen EPC sebesar Rp2,5 triliun dan segmen infrastruktur Pelabuhan sebesar Rp1,5 triliun.

Sampai dengan Oktober 2022, perolehan kontrak baru dari BUMN (SOE) mendominasi pencapaian PTPP dengan kontribusi sebesar 49 persen, disusul oleh Pemerintah (Government) sebesar 36 persen, dan Swasta (Private) sebesar 15 persen. Komposisi perolehan proyek tersebut terdiri dari induk sebesar 78 persen dan Anak Usaha sebesar 22 persen.

Adapun, WSKT berhasil meningkatkan kontrak baru dengan total Rp13,38 triliun sampai dengan Oktober 2022. Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Novianto Ary Nugroho menerangkan raihan ini meningkat 10,64 persen YoY (year on year) dibandingkan dengan periode yang sama atau pada tahun 2021 sebesar Rp12,09 triliun.

Sumber penambahan NKB ini berasal dari proyek Pemerintah sebesar 68,19 persen, proyek Swasta sebesar 10,22 persen, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebesar 9,57 persen dan Pengembangan Bisnis Anak usaha Perseroan sebesar 12,03 persen.

Novianto menjelaskan beberapa proyek dengan kontribusi terbesar sampai dengan Oktober 2022 adalah Proyek Gedung Sekretariat Presiden dan bangunan pendukung pada kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara (IKN) dengan total nilai kontrak mencapai Rp1,35 Triliun, pembangunan jaringan SPAM Regional Umbulan Provinsi Jawa Timur senilai Rp115 miliar.

“Kami terus berburu proyek-proyek strategis di dalam negeri, selain itu juga kami ekspansi bisnis ke luar negeri. Bukan hanya sekedar mencari pengalaman, namun tujuannya untuk mencari profit,” ujar Novianto.

Dari kesemuanya WIKA menjadi emiten karya dengan catatan pertumbuhan kontrak baru tertinggi per Oktober 2022. WIKA telah meraih kontrak baru sebesar Rp25,5 triliun pada Oktober 2022 ini dan mengalami kenaikan 78,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yaitu Rp14 triliun.

SVP Corporate Secretary Wijaya Karya Mahendra Riyanto menerangkan raihan kontrak baru WIKA meliputi sejumlah proyek IKN, yakni jalan tol segmen KKT Kariangau-Simpang Tempadung, bangunan modular rusun pekerja oleh WIKA Gedung KSO, kemudian WIKA bersama PTPP KSO berhasil mendapatkan kontrak baru pembangunan Istana Presiden dan Kantor Presiden.

"Selain IKN, WIKA juga mendapatkan kontrak RS UPT Vertikal di Jawa Timur, Pengembangan Bandara Hang Nadim Batam, Pembangunan Duplikasi Jembatan Kapuas, Kalimantan Tengah, Pembangunan Bendung Karet Sungai Juana," terangnya.

Analis Samuel Sekuritas Abraham Timothy Gosal mencatat nilai kontrak baru secara keseluruhan di sektor konstruksi dan jalan tol senilai Rp65,18 triliun hingga September 2022. Nilai tersebut baru menutupi setengah dari target sepanjang 2022 senilai Rp128,57 triliun.

Atas perkembangan tersebut, Samuel Sekuritas merevisi turun semua nilai kontrak baru perusahaan konstruksi dan jalan ton yang diperhatikannya sebesar -13,1 persen menjadi Rp101,84 triliun untuk sepanjang tahun ini.

Proyeksi nilai kontrak baru untuk sepanjang tahun depan juga dikerek turun 24,6 persen menjadi Rp113,29 triliun.

"Sentimen positif untuk sektor konstruksi masih berasal dari kenaikan APBN di 2023 ke Rp392 triliun, dan juga IKN dimana pemerintah telah menganggarkan Rp466 triliun untuk pembangunan," ujar Abraham dalam risetnya.

Samuel Sekuritas membubuhkan peringkat underweight untuk sektor konstruksi dan jalan tol karena pemulihan yang belum juga menjelang, serta penurunan kinerja pada 9 bulan pertama 2022. "Kontraksi margin dan realisasi kontrak baru juga masih jauh dari target," ujarnya.

Pilihan teratas Abraham jatuh pada ADHI, dengan rating buy dan target harga Rp700 per saham. Performa keuangan ADHI dinilai lebih unggul dibandingkan rekan-rekan satu sektornya.

Abraham juga menyematkan rekomendasi buy untuk PTPP yang menunjukkan perbaikan kondisi keuangan pada kuartal III/2022.

Selain itu, PTPP juga membukukan balance sheet yang lebih sehat serta mengantongi kontrak IKN terbesar. WKST dilabeli rekomendasi hold dengan target harga Rp510, dan WIKA disarankan sell dengan target harga Rp845.

Analis Sinarmas Sekuritas Mayang Anggita menerangkan keempat BUMN karya ini mendapatkan rating yang cukup baik secara teknikal.

Saham ADHI direkomendasikan speculative buy di sekitar MA10 di angka 530, dan Average Up ketika mampu menembus MA20 di 545. Seiring terdeteksinya RSI Positive Divergence, ADHI berpotensi rebound menuju resistance minor 590--600, disusul target selanjutnya direntang 635--645.

Adapun, WIKA direkomendasikan speculative buy dengan target terdekat pada titik previous high 955. Level ini harus mampu ditembus, sehingga WIKA berpeluang melanjutkan perjalanan ke utara memenuhi tugas tutup Gap di angka 1.015 hingga akhirnya sampai pada target dari pola inverted Head & Shoulders di sekitar 1.050.

Sementara itu, PTPP mendapatkan rating buy di sekitar Lower Wedge 905. PTPP berpotensi lanjut ke utara menuju Resistance previous High 950 sampai dengan Upper Wedge di seputaran 965. Destinasi selanjutnya adalah angka bulat 1.000 sebagai Resistance psikologis, disusul titik tertinggi pada September lalu di level 1.045--1.075.

Terakhir, WSKT mendapatkan rating buy on weakness di sekitar titik previous low 454--450, dengan harapan WSKT mampu rebound menuju titik previous high 484--486. Destinasi selanjutnya adalah MA50 di 500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper