Bisnis.com, JAKARTA – Grup Salim tercatat menjadi konglomerat yang memiliki banyak lini bisnis, baik di Indonesia maupun luar negeri. Sektor infrastruktur dan properti pun menjadi lahan bisnis yang turut dirambah.
Grup Salim melalui PT Metro Pacific Tollways Indonesia mengendalikan 74,65 persen saham PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META)
Chief Operating Officer Nusantara Infrastructure Danni Hasan menerangkan target kinerja emiten berkode META ini pada 2023 dan 2024 meningkat signifikan apalagi penghitungan pendapatan dari jalan tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) atau jalan tol Mohamed Bin Zayed (MBZ) sudah dihitung setahun penuh.
"Pendapatan pada 2023 jauh lebih besar dari 2022 karena kontribusi daripada tol layang Jakarta-Cikampek sudah mulai terealisasi kemudian kontribusi tahun penuh dari sektor lainnya," jelasnya dalam media briefing, Kamis (27/10/2022).
Menurutnya, peningkatan pada 2024 akan lebih besar lagi terutama karena rampungnya kontribusi dari anak usaha lainnya.
Dia memastikan pertumbuhan kinerja dua tahun ke depan akan bertumbuh dua kali lipat, minimal 15 persen per tahun, dengan kinerja lebih tinggi jadi sekitar 25 persen per tahun.
Baca Juga
"Double digit, mandat dari pemegang saham begitu, labanya ikut juga. High double digit," terangnya.
Adapun, kontribusi bisnis tertinggi masih 70 persen dari jalan tol sisanya berasal dari lini bisnis air bersih dan energi baru dan terbarukan (EBT).
Di sektor properti, Grup Salim juga telah masuk pada saham PT Metropolitan Land Tbk. (MTLA).
Data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan Grup Salim melalui PT Indolife Pensiontama memiliki 388.565.000 saham MTLA per 31 Agustus 2022. Dengan kepemilikan itu, Grup Salim masuk ke jajaran pemegang saham terbesar dengan porsi 5,08 persen.
Adapun, Grup Salim telah tercatat menjadi pemegang saham MTLA berdasarkan laporan registrasi efek per 31 Juli 2022. Melalui Indolife Pensiontama, Grup Salim telah menjadi investor terbesar ketiga di MTLA dengan kepemilikan 317.065.000 saham atau setara 4,14 persen.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2022, MTLA mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp994,87 miliar atau meningkat 67,02 persen dari periode yang sama atau year-on-year (yoy). Pada tahun 2021, MTLA membukukan pendapatan sebesar Rp595,64 miliar.
Setelah dikurangi berbagai beban yang dapat diefisienkan, MTLA mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik enttias induk sebesar Rp268,69 miliar pada kuartal III/2022. Angka ini meningkat 32,69 persen dari Rp202,48 miliar.