Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Jago Tbk (ARTO) meraih laba bersih Rp41 miliar pada kuartal III/2022, bagaimana proyeksi analis?
Kinerja bank digital milik Jerry Ng itu mengalami perubahan drastis dari posisi kuartal III/2021 yang masih mencatatkan rugi Rp33 miliar. Adapun laba hingga kuartal III/2022 juga lebih baik dari perolehan 2021 yang tercatat Rp19 miliar.
Analis Pasar Modal dari RHB Sekuritas Andrey Wijaya mengatakan faktor utama peningkatan laba karena beban bunga yang rendah.
“Bank Jago siap menghadapi kenaikan suku bunga berkat porsi dana murahnya yang besar,” kata Analis Pasar Modal dari RHB Sekuritas Andrey Wijaya, Senin (24/10/2022).
Beban bunga ini naik 166 persen secara year on year (yoy) sejalan dengan peningkatan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun. DPK meningkat 186 persen dari Rp2,54 triliun pada kuartal III/2021 menjadi Rp7,28 triliun pada kuartal III/2022.
Andrey menjelaskan deposito yang tumbuh 38 persen menjadi Rp2,14 triliun. mendominasi DPK Bank Jago dengan porsi 71 persen.
Baca Juga
Maka itu, Andrey menilai ARTO berhasil meraup pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) menembus Rp984 miliar atau tumbuh 210 persen secara yoy.
Selain itu, loan to deposit ratio (LDR) mencapai 112 persen sehingga jumlah kredit yang tersalurkan lebih tinggi dari total DPK. Namun demikian, bukan berarti Bank Jago terbelit urusan likuiditas. Bank ini masih memiliki kecukupan modal yang kuat dan ditopang dana hasil riights issue
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menjelaskan semakin tinggi LDR sebuah bank maka akan semakin maksimal pemanfaatan dana yang dimiliki dalam menghasilkan keuntungan.
Namun disisi lain akan meningkatkan resiko ketika dana yang disalurkan tersebut memiliki kualitas pengembalian yang tidak baik dan likuiditas rendah. “Jadi untuk ARTO dengan LDR 112 persen akan sangat positif jika rasio NPL rendah dan CAR yang dimiliki masih sangat besar,” katanya.