Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menegaskan tidak menggunakan etilen glikol dan dietilen glikol dalam sirup obat batuk, yang diduga menyebabkan gangguan ginjal.
Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan kembali menemukan zat kimia berbahaya baru yaitu Ethylene glycol butyl ether (EGBE) yang memicu balita menderita penyakit gangguan ginjal akut.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, Kementerian Kesehatan telah mengambil sampel beberapa jenis obat sirup dan terbukti beberapa obat-obatan sirup mengandung zat kimia ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE) yang berbahaya.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius menerangkan terkait pemberitaan di masyarakat mengenai kebijakan tidak mengedarkan atau mengkonsumsi obat bebas dan bebas terbatas dalam bentuk cair atau sirup, selalu menjaga kualitas dan memenuhi standar pembuatan obat (CPOB) dan distribusi obat (CDOB) yang sudah ditetapkan Badan POM.
"Kebijakan antisipatif pemerintah terhadap pengaturan peredaran produk sediaan sirup merupakan bentuk kehati-hatian yang juga menjadi perhatian Kalbe dalam memasarkan obat kepada masyarakat. Kalbe mematuhi seluruh ketentuan Badan POM dan tidak menggunakan bahan baku Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG)," katanya dalam keterangan resmi.
Kalbe akan mematuhi arahan dan permintaan Badan POM untuk memeriksa kembali produk-produk Kalbe dari kandungan EG dan DEG agar aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Baca Juga
Kalbe akan terus berkoordinasi dengan Badan POM dan pihak terkait lainnya dalam hal peredaran obat sediaan sirup sesuai dengan panduan yang ditetapkan pemerintah. Selain itu, Kalbe berkomitmen menjaga ketersediaan obat bagi masyarakat dan pasien yang membutuhkan.
KLBF berdiri sejak 1966 dan merupakan salah satu perusahaan farmasi terbuka terbesar di Asia Tenggara. Kalbe memiliki empat divisi utama yang menangani portofolio merek yang handal dan beragam; divisi obat resep, divisi produk kesehatan yang menangani obat bebas, multivitamin dan minuman supplemen siap saji, divisi nutrisi; dan divisi distribusi & logistik.
Kalbe juga telah mengembangkan ekosistem layanan digital bagi masyarakat yang bersifat B2B yakni EMOS dan layanan B2C yakni KlikDokter. EMOS adalah sistem aplikasi order management yang memudahkan saluran distribusi melakukan manajemen stok atau supply chain, sedangkan KlikDokter adalah platform digital untuk layanan kesehatan khususnya telemedicine yang menyediakan konsultasi kesehatan dan produk-produk kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.
Kalbe kini memiliki lebih dari 40 anak perusahaan dan 15 fasilitas produksi berstandar internasional, dan mempekerjakan sekitar 16.000 karyawan, yang tersebar di 76 cabang di seluruh Indonesia. Sejak 1991, saham Kalbe tercatat di Bursa Efek Indonesia.