Bisnis, JAKARTA - Kekayaan taipan Jerry Ng, pemilik PT Bank Jago Tbk. (ARTO) turun akibat amblesnya harga saham emiten bank digital tersebut. Forbes Real Time Net Worth mencatat kekayaan turun hingga US$77 miliar atau 7,20 persen pada angka US$992,6 miliar.
Harga saham ARTO ditutup babak belur ke level Rp5.025 per lembar pada penutupan perdagangan pekan ini, Jumat (14/10/2022). Level ini merepresentasikan penurunan 23,8 persen secara bulan berjalan atau month-to-date (mtd), serta 68,6 persen year-to-date (ytd).
Selain kekayaan Jerry Ng, simak sejumlah berita komprehensif pilihan dari BisnisIndonesia.id pada Minggu (16/10/2022).
1. Nasib Saham Bank Jago (ARTO) & Longsornya Kekayaan Jerry Ng
Sepanjang September 2022 nilai transaksi saham ARTO mentok pada level Rp1,7 triliun, turun 36 persen dari rapor Rp2,77 triliun pada bulan sebelumnya.
Total saham ARTO yang ditransaksikan di pasaran, yang berkisar 2,34 juta lot sepanjang September juga turun dari rapor 2,83 juta lot pada Agustus. Penurunan itu mengisyaratkan adanya pelemahan likuiditas pasar. Padahal, ARTO sempat mencapai posisi Rp19.000 per lembar pada 21 Januari 2022.
Dengan penurunan itu, nilai saham ARTO milik Metamorfosis turun sekitar Rp57 triliun, atau dari Rp78,28 triliun menjadi Rp20,70 triliun. Perhitungan ini berdasarkan perbandingan nilai harga saham ARTO ketika mencapai level Rp19.000 dengan posisi terendahnya saat ini.
2. Produk Otomotif Minim Sertifikat TKDN
Pemerintah berupaya memperkuat industri melalui sertifikasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di tengah perekonomian global yang penuh tantangan. Sayangnya, tak banyak produk otomotif yang telah mengantongi sertifikat.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, total sertifikat TKDN yang telah diterbitkan per Jumat (14/10/2022) mencapai 29.503 lembar. Sebanyak 19.017 lembar sertifikat di antaranya berstatus masih berlaku.
Dari sertifikasi tersebut, produk dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) kurang dari 25% sebanyak 7,3%, produk dengan TKDN 25%-40% sebanyak 28,3%, dan produk dengan TKDN lebih dari 40% mencapai 61,1%.
3. Menguji Kelas Rawat Inap Standar, Berjalan Mulus?
Meski mengalami jalan yang berliku, uji coba pelaksanaan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) bagi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mulai dilakukan.
Sebagaimana tertuang dalam aturan baru terkait uji coba kelas rawat inap standar, setiap rumah sakit yang menyelenggarakan uji coba KRIS harus menyiapkan 12 kriteria sarana dan prasarana yang dititikberatkan pada sisi non-medis.
Program ini rencananya akan menghapuskan layanan kelas 1, 2, dan 3 dari BPJS Kesehatan menjadi satu. Namun berdasarkan hasil survei, lebih dari 90 persen rumah sakit menolak dengan alasan fasilitas kesehatan yang terbatas dan perlunya biaya yang besar.
4. Ramai-ramai Pengembang Bangun Integrasi TOD di Kawasan Perumahan
Akhir–akhir ini, para pengembang membangun transit oriented development (TOD) di kawasan kota mandiri secara masif. Pembangunan TOD ini salah satu upaya untuk memudahkan masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut mengakses transportasi.
Salah satunya yakni PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) yang akan memperluas Stasiun Tigaraksa dan membangun Flyover Tenjo di Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dua proyek tersebut dilaksanakan sebagai upaya Agung Podomoro membangun TOD di kawasan Kota Podomoro Tenjo.
Plt. Direktur Jenderal Perkeretapian Kemenhub menyebut bahwa peningkatan keterlibatan BUMN dan swasta dilakukan untuk memperluas perluasan jangkauan layanan perkeretaapian tanpa membebani APBN.
5. Menanti Berkah KTT G20 Menyetrum Bisnis Perhotelan Jakarta-Bali
Setelah terpuruk akibat hantaman Pandemi Covid-19 yang melanda selama 2,5 tahun, sektor perhotelan mulai menunjukkan kebangkitan. Gelaran event Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 memicu peningkatan kinerja hotel di Jakarta dan Bali sampai akhir tahun 2022.
Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan sampai akhir tahun 2022 kondisi hotel di Jakarta dan Bali kecenderungannya akan mengalami peningkatan. Salah satu pemicunya karena rangkaian kegiatan acara G20 yang masih akan berlangsung. Adapun penambahan pasokan hotel terjadi di Jakarta selama kuartal III tahun ini yakni sebanyak 220 kamar, sedangkan untuk hotel di Bali tidak ada penambahan.
Untuk Jakarta, banyaknya agenda kegiatan luar jaringan atau luring seperti konser musik yang menjadi potensi bagi hotel. Selain itu semakin banyaknya perjalanan bisnis yang diadakan baik oleh pemerintah, korporasi ataupun individu membantu tingkat keterisian hotel.