Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bitcoin Cs Lagi Naik, tapi Prediksinya Hanya Sesaat

Dalam jangka panjang, Bitcoin terikat pada kisaran harga US$19.000 hingga US$21.000.
Ilustrasi Mata Uang Kripto Bitcoin/Antara
Ilustrasi Mata Uang Kripto Bitcoin/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah sentimen negatif masih menaungi pergerakan pasar kripto dalam waktu dekat ini. Kendati ada sinyal bullish jangka pendek, pasar kripto cenderung bergerak sideways.

Mengutip data coinmarketcap.com, Kamis (13/10/2022), pukul 06.35 WIB, Bitcoin (BTC) menguat 0,75 persen dalam 24 jam terakhir ke harga US$19.161 per koin kendati masih mengalami pelemahan 4,84 persen dalam sepekan terakhir.

Altcoin utama seperti Ethereum (ETH) juga menguat 1,48 persen dalam 24 jam terakhir ke harga US$1.295 per koin, sekalipun pelemahan 4,13 persen masih terjadi selama sepekan terakhir.

Altcoin lain, seperti BNB, Solana (SOL), dan Terra Classic (LUNC) menguat dalam 24 jam terakhir masing-masing naik 0,15 persen, 1,26 persen, dan 3,37 persen.

Chief Marketing Officer Pintu Timothius Martin menjelaskan pada grafik harian BTC pekan lalu, terdapat pola bull flag yang terbentuk. Apabila terjadi break out, aksi harga yang dihasilkan diperkirakan akan mengalami bullish.

"Namun, mengingat kondisi pasar saat ini, aksi harga tersebut akan berumur pendek. Dalam jangka panjang, BTC terikat pada kisaran harga US$19.000 hingga US$21.000," jelasnya dalam keterangan, Kamis (13/20/2022).

Sepekan lalu Biro Stastik Tenaga Kerja Amerika Serikat merilis data nonfarm payroll atau tingkat ketenagakerjaan selain sektor pertanian, pemerintahan, dan rumah tangga di Amerika Serikat yang meningkat sebesar 263.000 pada September 2022, sementara tingkat pengangguran turun hingga 3,5 persen.

Dikutip dari Pintu Academy, data tenaga kerja AS menunjukan angka yang positif. Dari sisi peningkatan jumlah tenaga kerja selain sektor tersebut, tercatat ada peningkatan pada sektor pariwisata, perhotelan, dan kesehatan.

Meskipun terdapat peningkatan perekrutan setelah pandemi mereda, lapangan pekerjaan pada sektor pariwisata dan perhotelan tetap berada di angka 1,1 juta, atau 6,7 persen lebih rendah dari angka sebelum Covid-19.

“Ketika data NFP menunjukkan angka yang positif dengan pengangguran lebih rendah dan upah lebih tinggi, inflasi umumnya tetap meningkat dan pembuat kebijakan cenderung ke arah kebijakan moneter kontraktif yaitu kebijakan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar,” ujar

Adapun dolar AS diperkirakan akan naik lebih tinggi lagi menyusul pasar yang bereaksi negatif, di mana Federal Open Market Committee (FOMC) mengantisipasi tingkat pengangguran pada 2023 akan naik menjadi 4,4 persen dan kemungkinan akan tetap pada level tersebut sebelum kemudian berangsur turun menjadi 4 persen.

Untuk menjaga momentum kenaikan suku bunga, The Fed diperkirakan akan menerapkan kenaikan suku bunga sebesar 0,75 poin lagi pada November 2022.

Faktor selain data NFP, pekan lalu Credit Suisse bank terbesar kedua di Swiss mengalami tekanan yang serius. Credit Default Swap (CDS) bank meningkat tajam, dengan tingkat CDS lima tahun yang melonjak lebih dari 100 basis poin pada Senin (3/10/2022).

Saham Credit Suisse jatuh ke posisi terendah dalam sejarah di bawah CHF3.60, turun mendekati 10 persen saat pasar dibuka. Ada isu bahwa Credit Suisse tengah mempertimbangkan untuk memisahkan bisnis penasihat dan investasi perbankannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper