Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasca Merger Pelindo, Bisnis Peti Kemas BUMN Hemat Rp500 Miliar

Merger BUMN Pelindo sejak tahun lalu memberikan penghematan dari optimalisasi aset yang dilakukan oleh subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP).
Foto udara suasana di Pelabuhan Gresik, Jawa Timur, Jumat (9/9/2022). rnHingga Agustus 2022, Pelabuhan Gresik telah melayani sebanyak 4.685 kunjungan kapal dalam negeri dan 433 kapal luar negeri. JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Foto udara suasana di Pelabuhan Gresik, Jawa Timur, Jumat (9/9/2022). rnHingga Agustus 2022, Pelabuhan Gresik telah melayani sebanyak 4.685 kunjungan kapal dalam negeri dan 433 kapal luar negeri. JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Merger BUMN Pelindo sejak tahun lalu memberikan penghematan dari optimalisasi aset yang dilakukan oleh subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP).

Selama setahun, SPTP melakukan penghematan dari optimalisasi aset disebut sedikitnya mencapai Rp500 miliar.

Corporate Secretary Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra mengatakan nilai penghematan tersebut didapat dari sejumlah relokasi peralatan yang dilakukan oleh perseroan.

Relokasi peralatan pendukung kepelabuhanan dilakukan oleh SPTP untuk memenuhi kebutuhan minimal peralatan di terminal peti kemas yang membutuhkan.

Hingga September 2022, sedikitnya SPTP telah merelokasi 3 unit alat angkat peti kemas di atas dermaga (quay container crane/QCC), 4 unit alat angkat peti kemas di lapangan penumpukan (rubber tyred gantry/RTG).

“Optimalisasi aset ini dilakukan untuk mendukung standardisasi terminal peti kemas dengan cara memenuhi kebutuhan minimum peralatan, ketimbang jika harus melakukan pembelian baru melalui pengadaan yang membutuhkan biaya besar dan waktu yang tidak sedikit,” kata Widyaswendra dalam keterangan resmi, Jumat (7/10/2022).

Nilai baru alat jenis QCC berkisar antara Rp140 miliar hingga Rp160 miliar per unit. Sementara itu, jenis RTG berkisar antara Rp40 miliar hingga 50 miliar.

Jumlah aset yang dioptimalkan oleh PT Pelindo Terminal Petikemas hingga tahun 2025 mencapai 99 peralatan yang akan direlokasi ke sejumlah terminal peti kemas di seluruh wilayah kerja perusahaan.

“Selain QCC dan RTG juga ada alat angkat dan angkut peti kemas lainnya yang akan dioptimalkan, tentunya disesuaikan dengan terminal yang akan dituju terutama infrastruktur seperti dermaga dan lapangan penumpukan,” lanjutnya.

Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan saat ini terdapat ketimpangan antara terminal peti kemas di wilayah barat dengan wilayah timur di Indonesia.

Sejumlah terminal peti kemas belum didukung dengan peralatan yang memadai. Akibatnya kinerja bongkar muat di sejumlah terminal masih belum maksimal.  

Lebih lanjut, Siswanto mengapresiasi langkah Pelindo untuk melakukan relokasi sejumlah peralatan utama dan pendukung kegiatan terminal peti kemas.

Menurutnya, selain sejumlah program perbaikan dan peningkatan kompetensi petugas operasional, peralatan juga menjadi hal penting dalam meningkatkan kinerja terminal peti kemas.

“Dengan kinerja bongkar muat yang baik, maka waktu kapal berada di terminal peti kemas (port stay) menjadi lebih cepat, sehingga mereka dapat segera berlayar dan diharapkan dapat menambah jumlah kunjungan kapal,” jelas Siswanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper