Bisnis.com, JAKARTA – Anak perusahaan PT Astra International Tbk (ASII) pada sektor infrastruktur, PT Astra Infra mulai melirik sektor penerbangan, yakni bandara lahan bisnis yang memiliki ipotensi nvestasi keuntungan berjangka panjang.
Chief Operating Officer (COO) Group Astra Infra, Kris Ade Sudiyono mengatakan bahwa sebelum melakukan investasi pada sektor Bandara tentunya memerlukan analisis mendalam, karena penerbangan ini merupakan sektor yang paling terpengaruh saat pandemi Covid-19.
Kendati demikian, Kris Ade melihat bahwa ketika berinvestasi pada sektor penerbangan dapat memberikan keuntungan bisnis jangka panjang yang luar biasa, terlebih pihaknya kurang tertarik pada bisnis jangka pendek.
“Kami ketika melakukan investasi tidak short term oriented, kami melihat sektor ini adalah sektor yang long term dapat menjadi sebuah opportunity yang baik” jelas Kris Ade.
Oleh karena itu, Astra Infra tidak akan terjun tanpa persiapan apapun, karena model bisnisnya juga lain daripada jalan tol maupun sektor lain yang sebelumnya sudah digeluti oleh anak perusahaan grup Astra tersebut.
Adapun, PT ASTRA Infra membagi lini bisnis mereka menjadi dua untuk saat ini, yakni PT Astra Tol Nusantara untuk sektor jalan tol dan PT Astra Nusa Perdana sebagai induk perusahaan bagi lini bisnis infrastruktur logistik, termasuk pelabuhan yang berlokasi di Penajam Paser Utama, Kalimantan Timur.
Baca Juga
Sebelumnya, Astra Infra juga sedang melakukan proyek penambahan jalur ketiga pada ruas Cikande sampai dengan Serang Timur di jalan tol Tangerang-Merak, yang saat ini masing-masing jalur hanya memiliki dua lajur dengan satu bahu jalan.
Menurut Kris Ade, proyek penambahan jalur ketiga ini bertujuan untuk mengatasi kepadatan lalu lintas jalan tol yang dipicu oleh pertumbuhan lalu lintas di ruas Cikande-Serang Timur yang telah melebihi kapasitas, dan proyek ini dapat terealisasi setelah 270 hari pengerjaan yang diperkirakan rampung pada Juli 2022 sampai dengan Maret 2023.