Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jurus Manajer Investasi Usai BI Kerek Suku Bunga

Manajer investasi telah mengantisipasi kenaikan suku bunga Bank Indonesia.
Pecahan uang kertas baru Tahun Emisi 2022/Bank Indonesia
Pecahan uang kertas baru Tahun Emisi 2022/Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan Manajer Investasi (MI) menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga kinerja produk reksa dana pendapatan tetap pasca kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Ezra Nazula Ridha, Director & Chief Investment Officer, Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi kenaikan suku bunga BI sebesar 50 bps walaupun secara keseluruhan kebijakan tersebut sedikit mengejutkan pasar.

Menurutnya, langkah BI dalam menaikkan suku bunga merupakan sesuatu yang forward looking dan langkah tepat untuk menanggulangi laju inflasi.

Ezra menuturkan, semakin cepat inflasi mencapai puncak dan melandai, semakin cepat juga investor dapat menemukan entry level yang sesuai dan pasar obligasi dapat lebih bergairah.

Dampak kenaikan suku bunga BI dinilai hanya sementara dan kenaikan yield masih relatif terbatas kebanyakan di tenor pendek.

"Imbal hasil SUN 10 tahun masih terjaga di level 7,2 persen - 7,25 persen memberi harapan volatilitas akan lebih terbatas, apalagi BI juga menjalankan operation twist nya yang akan menjaga tenor panjang,” jelas Ezra saat dihubungi pekan ini.

Seiring dengan hal tersebut, Ezra mengatakan MAMI tetap menjalankan manajemen aktif untuk mengelola produk reksadana pendapatan tetap. Manulife akan terus mencari value dan tenor yang menarik untuk dapat memberikan nilai dan return terbaik untuk investor.

Secara terpisah, Chief Investment Officer STAR AM Susanto Chandra mengatakan pihaknya masih memilih obligasi korporasi untuk produk reksa dana pendapatan tetapnya. Hal tersebut seiring dengan volatilitas yang masih akan terjadi pada sisa tahun ini.

“Kami masih menempatkan mayoritas pada obligasi korporasi tenor pendek guna mengurangi volatilitas. Namun, tentunya kami akan terus melakukan pemantauan secara berkelanjutan terhadap strategi ini,” kata Susanto.

Adapun, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 21 - 22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen.

"Berdasarkan asesmen terkini, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21 dan 22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 50 bps menjadi 4,25 persen,"kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG BI pekan ini.

Sejalan dengan keputusan ini, BI menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 50 basis poin menjadi 3,5 persen dan suku bunga Lending Facility menjadi 5,0 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper