Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan turut membawa beberapa tokoh untuk turut serta menekan bel pembukaan perdagangan New York Stock Exchange (NYSE) atau Bursa AS tepat pada pukul 09.30 waktu New York, Rabu (21/9/2022).
Melalui unggahannya di instagram pribadi Luhut @luhut.pandjaitan tampak beberapa sosok yang ikut berdiri bersama Luhut di podium utama. Salah satunya adalah sosok Dharsono Hartono. Lantas siapa dirinya?
Dilihat dari laman LinkedIn miliknya, Dharsono sempat mengenyam pendidikan teknik industri atau Industrial Engineering di University of Iowa pada tahun 1991 hingga 1993. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Cornell University dan memperoleh gelar Bachelor of Science jurusan Operation Research dan Industrial Engineering.
Tak cukup dengan gelar setara sarjana, Dharsono kemudian memperoleh gelar Master of Engineering dari Cornell University jurusan Financial Engineering pada tahun 1998..
Dharsono Hartono adalah Chief Executive Officer (CEO) PT Rimba Makmur Utama. Perusahaan tersebut bergerak di bidang pengelolaan Proyek Katingan Mentaya yang merupakan sebuah proyek REDD+ pada hutan gambut yang memiliki luas lebih dari 200.000 hektar di kawasan Kalimantang Tengah.
Proyek ini mampu menghasilkan rata-rata 7,5 juta kredit karbon bersertifikat tiga kali lipat emas per tahunnya. Angka ini setara dengan menghilangkah 2 juta mobil dari jalanan per tahunnya.
Baca Juga
Proyek ini disebut-sebut sebagai proyek terbesar dari proyek sejenisnya. Adapun Proyek Katingan Mentaya digaungkan sebagai bukti nyata bahwa pendanaan karbon dapat memerangi perubahan iklim.
PT Rimba Makmur Utama melalui kemitraan dengan masyarakat setempat memanfaatkan pendapatan karbon untuk menyokong restorasi dan perlindungan hutan alam melalui kegiatan yang bertujuan untuk pembangunan berkelanjutan dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Melalui laman WRI Indonesia, Proyek Katingan Mentaya disebut sebagai proyek yang melindungi lahan gambut sebagai habitat bagi 5 spesies yang menyandang status krisis, 8 spesies terancam, dan 31 spesies rentan. Kawasan lindung tersebut dikatakan sebagai rumah bagi 5 persen sampai 10 persen populasi global orangutan, bekantan, dan owa di Kalimantan Selatan.
Sebelum menjadi CEO PT Rimba Makmur Utama, Dharsono sempat bekerja di perusahaan multinasional seperti PricewaterhouseCoopers (PwC) dan JP Morgan di New York sejak tahun 1998.
Sebagai sosok yang berpengalaman di bidang konsultan keuangan dan perbankan internasional, Dharsono menangani akuisisi merger, pengelolaan utang dan pembiayaan, serta peningkatan modal.