Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia mencatat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi yang paling menyedot perhatian di antara 54 emiten yang melakukan paparan publik dalam acara Public Expose LIVE 2022.
BEI menyelenggarakan Public Expose LIVE 2022 sepanjang pekan ini tanggal 12 sampai dengan 16 September 2022. Sejumlah 54 emiten berpartisipasi menyampaikan kinerjanya.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan, acara ini diselenggarakan secara virtual agar seluruh investor di Indonesia memperoleh kesempatan untuk mendapatkan informasi perkembangan perusahaan tercatat secara langsung dari manajemen.
Public Expose LIVE 2022 dihadiri oleh 52.711 peserta daring, melampaui pencapaian kehadiran 49.395 peserta daring pada
pelaksanaan Public Expose LIVE 2021.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik memberikan apresiasi bagi seluruh stakeholders yang terlibat dan menyukseskan penyelenggaraan Public Expose LIVE 2022.
"BEI berharap konsep yang diterapkan pada Public Expose LIVE 2022 dapat memberikan inspirasi bagi pelaksanaan berbagai
kegiatan edukasi pasar modal lainnya. Tujuannya agar lebih luas menjangkau investor dan calon investor, sehingga bermanfaat bagi kesejahteraan bangsa," ujar Jeffrey, Jumat (16/9/2022).
Baca Juga
Public Expose LIVE 2022 diikuti oleh 54 perusahaan tercatat. Dari jumlah tersebut, sebanyak 21 sesi dihadiri oleh lebih dari 500 peserta dan 14 sesi dihadiri oleh lebih dari 1.000 peserta, bahkan sesi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatat rekor baru dengan dihadiri oleh 5.042 peserta.
Tercatat partisipasi peserta tidak hanya dari seluruh provinsi di Indonesia, tetapi juga dari 28 negara lainnya. Berdasarkan data, 54 persen dari total jumlah pendaftar Public Expose LIVE 2022 merupakan investor generasi milenial yang berusia 24-39 tahun.
Menurut Jeffrey, hal tersebut mengindikasikan bahwa pendekatan berbasis teknologi digital dan virtual ini tepat sasaran, serta sesuai dengan pesatnya peningkatan jumlah investor dari generasi milenial.
"Public Expose LIVE 2022 yang mendorong transparansi dan keterbukaan informasi ini kami anggap sebagai salah satu bentuk perlindungan investor Indonesia. Pada akhirnya, kami harapkan acara ini dapat bermuara bagi peningkatan aktivitas transaksi investor pasar modal Indonesia," ungkap Jeffrey.