Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Melesat, Saham Apple Jadi Penopang

S&P 500 memperpanjang reli minggu lalu, mencatat kenaikan terbesar selama rentang empat hari sejak Juni karena saham-saham pada 11 kelompok industri utama naik.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York parkir pada zona hijau, Senin (12/9/2022) waktu setempat menjelang rilis data harga konsumen utama, dengan sentimen risiko yang didukung oleh spekulasi inflasi hampir mencapai puncaknya.

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (13/9/2022), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,71 persen atau 229,63 ke 32.381,34, S&P 500 melejit 1,06 persen atau 43,05 poin ke 4.110,41, dan Nasdaq melesat 1,27 persen atau 154,10 poin ke 12.266,41.

S&P 500 memperpanjang reli minggu lalu, mencatat kenaikan terbesar selama rentang empat hari sejak Juni karena saham-saham pada 11 kelompok industri utama naik.

Apple Inc. adalah kontributor terbesar untuk lonjakan S&P karena data pre-order menunjukkan iPhone 14 Pro Max menjadi model terlaris, melampaui penjualan versi lama dalam jangka waktu yang sama.

Sementara itu dolar melemah di hadapan mata uang utama lain kecuali yen. Adapun kurva obligasi pemerintah AS menanjak, dengan imbal hasil tenor 10 tahun naik setelah lemahnya lelang surat utang dengan jatuh tempo serupa.

Data inflasi AS yang akan dirilis Selasa waktu setempat diperkirakan menunjukkan IHK utama mendingin pada Agustus ke laju 8 persen per tahun sementara ukuran inti yang mengecualikan makanan dan energi terlihat meningkat.

Lebih lanjut, para investor hampir sepenuhnya mengharapkan kenaikan suku bunga Federal Reserve berukuran jumbo lagi minggu depan, menyusul dua kenaikan 75 basis poin, mengambil isyarat dari pejabat bank sentral yang mendukung pandangan itu.

Indikator pasar obligasi AS menunjukkan bahwa investor mendapatkan kepercayaan bahwa lonjakan tekanan inflasi tahun ini akan terkendali. Biaya lindung nilai inflasi tinggi telah turun, sementara apa yang disebut tingkat impas pada Treasury Inflation Protected Securities juga telah turun.

"Saya tidak dapat melihat skenario di mana pasar tidak memutuskan bahwa CPI menuju ke arah yang benar dan bahwa Oktober akan lebih rendah dari September dan seterusnya. Kombinasi itu seharusnya memungkinkan pasar untuk terus menikmati kekuatan sejak akhir pekan lalu,” kata Peter Tchir, kepala strategi makro di Academy Securities.

Ahli strategi teknis Bank of America Corp Stephen Suttmeier menjelaskan saham sedang membangun tren teknis bullish setelah S&P 500 menguat di atas 3.900 minggu dengan lonjakan sejumlah saham yang melewati ambang batas utama.

Adapun pasar swap memperkirakan kenaikan lebih dari 70 basis poin pada pertemuan bank sentral September ini. Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pekan lalu dia mendukung kenaikan suku bunga signifikan lainnya, dan Presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan dia condong lebih kuat ke arah kenaikan jumbo ketiga berturut-turut.

“Berita buruknya adalah bahwa inflasi IHK AS di atas 8 persen membuat Fed tetap hawkish dan volatilitas suku bunga tetap tinggi. Sedangkan kabar baiknya adalah inflasi AS saat ini memuncak menurut ekonom kami, dan trennya akan berubah ke lintasan menurun pada kuartal IV/2022 dan hingga 2023,” kata Yuri Seliger, ahli strategi kredit di Bank of America.

Di pasar valuta asing, euro melonjak dengan kenaikan terbesar dalam enam bulan setelah Presiden Bundesbank Joachim Nagel mengisyaratkan dukungan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut di Eropa. Indeks Stoxx Europe 600 naik untuk hari ketiga, dengan emiten ritel memimpin kenaikan di tengah optimisme atas rencana untuk mengekang tagihan energi.

Uni Eropa akan mengusulkan target wajib untuk memotong penggunaan listrik, sebuah langkah menuju penjatahan, bersama dengan langkah-langkah untuk menyalurkan keuntungan perusahaan energi kepada konsumen yang kesulitan saat mencoba membendung krisis.

Harga minyak mentah dan logam industri menguat karena penurunan dolar melawan kekhawatiran permintaan. Bitcoin memperpanjang reli di tengah suasana yang lebih cerah di pasar global, naik ke level tertinggi tiga minggu di atas US$22.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper