Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani tengah mempersiapkan rencana Menteri BUMN Erick Thohir, yang akan melakukan penyederhanaan BUMN klaster perkebunan dan kehutanan menjadi 3 sub holding.
Integrasi PTPN Group itu, lanjut Abdul Ghani, diperlukan untuk mempercepat implementasi program transformasi tersebut.
Oleh sebab itu, pihaknya melakukan streamlining 13 anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara menjadi 3 sub-holding, yakni PalmCo, SugarCo dan SupportingCo.
Dengan adanya transformasi tersebut, lanjut Abdul Ghani, nantinya seluruh bisnis yang tadinya dikelola oleh masing-masing anak usaha, akan dipegang oleh 3 sub-holding tadi.
“Untuk PalmCo, ditargetkan rampung pada akhir 2022,” terangnya, Selasa (13/9/2022).
Nantinya, sub holding PalmCo akan menjadi perusahaan kelapa sawit terbesar dan menjadi pemain utama industri sawit dunia, dengan target produksi sebanyak 1,8 juta ton per tahun pada 2026.
Baca Juga
“Sub-holding ini menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, serta kapasitas produksi komoditas olahan sawit, termasuk hasil panen tandan buah segar [TBS], serta kapasitas produksi crude palm oil [CPO], minyak nabati, dan minyak goreng,” kata Abdul Ghani.
Hal yang sama juga akan dilakukan di PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau sub holding SugarCo. Nantinya, 36 pabrik gula yang sebelumnya dikelola masing-masing anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara, akan dipegang perusahaan tersebut.
“Perusahaan ini bertugas mengembangkan, mengoperasionalkan dan mengoptimalkan aset perseroan untuk mewujudkan swasembada gula konsumsi atau gula kristal putih [GKP] nasional,” paparnya.
Sementara sub holding Supporting Company, akan mengurus bisnis yang tidak dikelola PalmCo dan SugarCo guna meningkatkan finansial dari bisnis lain, serta inkubasi bisnis-bisnis baru seperti properti dan green bisnis.
Nantinya, kata Abdul Ghani, area kelapa sawit dan karet di SupportingCo, akan ditransfer secara bertahap ke PalmCo.
“Pengalihan aset bergantung pada realisasi rencana penciptaan nilai. Tata waktu indikatif, berdasarkan profitabilitas," katanya.
Lebih lanjut, Abdul Ghani mengatakan, nantinya, manajemen PTPN Group akan mengonsolidasikan seluruh aset, baik berupa lahan, Sumber Daya Manusia (SDM), pabrik, mesin dan kemitraan dengan petani.
Langkah konsolidasi ini, lanjutnya, bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas portofolio permodalan dan keuangan perseroan.
“Manajemen PTPN Group menargetkan konsolidasi ini selesai pada akhir 2022,” ujarnya.