Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Maspion Alumindo (ALMI) Targetkan Kapasitas Produksi Naik 50 Persen Tahun Depan

PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. (ALMI) menargetkan penambahan kapasitas produksi sebesar 50 persen.
Roll forming adalah proses pengrolan dingin dengan tujuan pembentukan suatu profil baja (lapis paduan zinc atau zinc & aluminium atau zinc, aluminium, dan magnesium) menjadi produk akhir seperti atap gelombang, genteng metal, rangka atap, rangka plafon dan dinding. /ARFI
Roll forming adalah proses pengrolan dingin dengan tujuan pembentukan suatu profil baja (lapis paduan zinc atau zinc & aluminium atau zinc, aluminium, dan magnesium) menjadi produk akhir seperti atap gelombang, genteng metal, rangka atap, rangka plafon dan dinding. /ARFI

Bisnis.com, JAKARTA - Entitas Maspion Group produsen bahan aluminium, PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. (ALMI), bakal menambah kapasitas produksinya tahun depan. Hal itu seiring dengan rencana perusahaan menambah belanja modalnya.

Chief Financial Officer (CFO) Alumindo Welly Muliawan mengatakan ALMI menargetkan penambahan kapasitas produksi sebesar 50 persen dengan belanja modal mencapai US$6 juta pada 2022.

"Belanja modal tahun depan, yang ditingkatkan dari US$3 juta tahun ini menjadi US$6 juta, akan digunakan untuk modernisasi dan penambahan mesin koil," ujarnya di Jakarta, Rabu (31/8/2022).

Dia menjelaskan penambahan kapasitas produksi dilakukan sejalan dengan tren industri yang diproyeksi cerah lantaran aluminium merupakan bahan baku yang dinilai mudah didaur ulang dan ramah lingkungan.

Dengan penambahan kapasitas produksi, perusahaan berkode saham ALMI tersebut berharap dapat memperkuat posisinya di pasar-pasar ekspor tradisional seperti Amerika Serikat (AS) serta negara di Eropa dan Asia.

Sementara untuk pasar Asia, Welly mengatakan perusahaan sedang melirik pasar selain China yang dinilai sedang kurang prospektif karena kebijakan Zero Covid-19 yang diberlakukan oleh Presiden Xi Jinping.

Selain itu, sambungnya, konflik antara China dan Taiwan serta perang Rusia - Ukraina juga memberikan angin segar. Sebab, banyak negara di Eropa dan Amerika Utara yang kemudian beralih ke pasar Asia selain China.

Ditambah lagi, sambungnya, inflasi ekonomi yang dialami AS diperkirakan membuat Negeri Paman Sam berpikir untuk melonggarkan pengetatan impor.

Sebagai informasi, sampai dengan saat ini sebanyak 60 persen produk ALMI dijual ke pasar ekspor, sedangkan sisanya diperdagangkan di dalam negeri. Pada 2019 lalu, persentase ekspor produk perusahaan bahkan masih di kisaran 80 persen.

Kendati demikian, Welly berharap ke depannya upaya perluasan jangkauan produk perusahaan mampu mengakomodasi permintaan pasar dengan porsi 50:50 antara ekspor dan domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper