Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten-emiten Grup Bakrie terpantau bertengger di zona hijau setelah melaporkan kinerja semester pertama yang positif. Namun, hanya BUMI yang belum mengumumkan laporan keuangannya paruh pertama tahun ini.
Mengutip data Bloomberg, saham PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) terpantau menguat 3,17 persen atau 8 poin ke Rp260. Dalam sepekan kinerja sahamnya juga mengalami kenaikan 17,12 persen.
Emiten berkapitalisasi pasar Rp6,45 triliun ini juga mencetak pertumbuhan harga saham hingga 154,90 persen sepanjang tahun berjalan, dan dalam setahun, harga sahamnya tumbuh 96,97 persen.
Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, emiten bersandi ENRG tersebut mencetak laba bersih sebesar US$25,83 juta, tumbuh 101 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$12,85 juta.
Baca Juga : Historia Bisnis: Sebelum KPC Jatuh ke BUMI |
---|
Laba tersebut berasal dari pendapatan penjualan senilai US$230,18 juta, naik 38 persen dari tahun sebelumnya senilai US$166,31 juta. Selain itu, EBITDA ENRG tercatat bertumbuh 27 persen dari US$122,29 juta pada semester pertama 2021 menjadi US$155,45 juta pada semester pertama tahun ini.
Pada semester I/2022, kinerja ENRG didorong rata-rata harga jual atau average selling price (ASP) gas ENRG yang naik ke US$6,13 per mmbtu dari tahun sebelumnya di US$5,42 per mmbtu. Adapun, harga jual minyak ENRG juga melonjak dari US$64,61 per barel menjadi US$109,8 per barel.
Selanjutnya, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) mencatatkan kenaikan harga saham 1,64 persen atau 4 poin ke Rp248 pada Rabu (31/8/2022). Dalam tiga tahun, harga sahamnya tumbuh 332,07 persen.
Sepanjang 2022 berjalan, saham BRMS menguat 113,79 persen dan dalam setahun tumbuh 158,78 persen.
Pada semester I/2022, BRMS mencatatkan laba bersih senilai US$3,91 juta. Raihan laba bersih tersebut meningkat 7,71 persen dibandingkan dengan semester I/2021 yang mencatat laba bersih sebesar US$3,63 juta.
Kendati demikian, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester I/2022mengalami penurunan dibanding menjadi senilai US$3,75 juta dari semester I/2021 yang mencapai US$4,26 juta.
Adapun, peningkatan laba bersih BRMS disumbang dari jumlah pendapatan sepanjang paruh pertama 2022 yang mencapai US$5,53 juta. Pendapatan BRMS mencatatkan penurunan 9,64 persen dibandingkan dengan semester I/2021 sebesar US$6,12 juta.
Di sisi lain, induk BRMS, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), belum melaporkan kinerja setengah tahun 2022. Namun, harga sahamnya terpantau masih jadi favorit dengan kenaikan 5 persen atau 8 poin ke Rp168 pada perdagangan Rabu.
Sepanjang 2022 berjalan, saham BUMI berhasil tumbuh 150,75 persen, dan dalam setahun naik 194,74 persen.
Analis Teknikal Samuel Sekuritas Indonesia William Mamudi memberikan rekomendasi buy untuk saham ENRG dengan antisipasi breakout triangle. William menetapkan target harga selanjutnya di Rp280 dan Cutloss di bawah Rp250.
Selanjutnya, BRMS mendapat rekomendasi buy setelah rebound dengan bullish marubozu. Target harga untuk BRMS selanjutnya di Rp268 dengan Cutloss di bawah Rp244. Adapun, saham BUMI mendapat rekomendasi buy dengan target harga selanjutnya ke atas Rp196 dan cutloss di bawah Rp156.