Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada hari ini Senin (29/8/2022) setelah bertahan di zona merah sepanjang perdagangan. Sejumlah saham big cap menjadi penekan IHSG.
Berdasarkan data RTI pukul 15.01 WIB, IHSG ditutup turun tipis 0,04 persen atau 3,20 poin ke posisi 7.132,04 pada akhir perdagangan. Sepanjang sesi, IHSG bergerak di rentang 7.015,34—7.132,04.
Kapitalisasi pasar turun ke Rp9.331,30 triliun dengan 357 saham melemah, 191 saham menghijau, dan 154 saham stagnan.
Penurunan IHSG terutama disebabkan oleh terkoreksinya indeks teknologi sebesar 2,23 persen, kemudian disusul penurunan indeks transportasi 1,34 persen, dan infrastruktur 0,89 persen.
Sementara itu, sektor yang menguat di antaranya adalah energi 0,70 persen, kesehatan 0,23 persen, dan consumer non-cyclical terapresiasi 0,40 persen.
Saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menjadi yang paling banyak ditransaksikan secara volume 5,3 miliar lembar dan nilai Rp911,4 miliar. BUMI ditutup parkir di harga Rp170 atau turun 0,58 persen.
Baca Juga
Selanjutnya, saham BBCA diperdagangkan sebesar Rp582,7 miliar, TLKM Rp505,5 miliar, dan BBRI ditransaksikan senilai Rp449,0 miliar.
Di jajaran saham-saham berkapitalisasi besar, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) menjadi saham dengan koreksi terbesar yakni turun 1,31 persen ke harga Rp64.150 per saham. Kemudian disusul oleh BBNI yang turun 1,20 persen dan ASII terkoreksi 0,73 persen.
Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) juga melemah 0,65 persen dan BBRI turun 0,47 persen.
Tim Riset MNC Sekuritas memperkirakan IHSG akan melanjutkan pelemahan pada awal pekan ini, setelah ditutup terkoreksi 0,5 persen pada Jumat (26/8/2022) pekan lalu.
"Kami memperkirakan posisi IHSG sedang berada di awal wave [y] dari wave Y pada label hitam atau awal wave (E) pada label merah," tulis Tim Riset MNC Sekuritas, Senin (29/8/2022).
Hal tersebut memberi sinyal IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya ke rentang area terdekat di 7.063-7.100 dan koreksi terburuknya diperkirakan akan menguji 6.796–6.961.