Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten seperti WSKT, ADHI, dan GIAA bakal melaksanakan rights issue dalam sisa tahun ini kendati menghadapi tekanan dari inflasi dan harga BBM. Rights issue tersebut diyakini dapat diserap oleh pasar selama bertujuan ekspansi.
Sejumlah emiten yakni PKPK, GIAA, WSKT, ADHI, PBRX, WEHA, MITI, dan MGNA saat ini tengah melakukan proses right issue atau penerbitan saham baru melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat rights issue ini prospeknya baik dengan catatan dana yang didapatkan memang digunakan untuk aktivitas yang sifatnya produktif atau ekspansif.
"Dengan begitu, market bisa merespon dengan positif terhadap pergerakan sahamnya. Sebaliknya, kalau right issue ini sifatnya untuk pembayaran utang, maka kurang prospektif," paparnya kepada Bisnis, Rabu (24/8/2022).
Nico menjelaskan rights issue menjadi pilihan yang tepat di era kenaikan suku bunga seperti saat ini. Hal ini guna memperoleh dana murah di pasar modal, daripada menerbitkan obligasi.
Secara prospek, WSKT dan ADHI lanjutnya, yang masuk kelompok sektor konstruksi terlihat ada perbaikan dari sisi kinerja. Hal ini didukung oleh pemulihan ekonomi sehingga proyek-proyek kembali bergulir.
Baca Juga
Demikian pula, emiten transportasi seperti WEHA yang cukup terdorong dengan mobilitas masyarakat yang membaik.
Namun, Nico mengingatkan perlu diperhatikan sejumlah tantangan akan dihadapi terutama untuk emiten yang nature bisnisnya padat modal, kenaikan suku bunga ini akan memberatkan.
"Begitu juga emiten transportasi yang akan sangat terdampak dengan kenaikan harga BBM sebagaimana biaya operasionalnya cukup besar dari bahan bakar," terangnya.
Oleh sebab itu, dia menekankan setiap rights issue memiliki kelebihan dan kelemahannya, sehingga investor mesti memperhatikan faktor risiko dan potensi penghasilan yang didapatkan.
Pilarmas Investindo lanjutnya merekomendasikan saham ADHI, di antara emiten-emiten yang bakal melaksanakan rights issue tersebut. Target harganya pada 1.000.