Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Umumkan Suku Bunga Acuan Hari Ini, Rupiah Malah Lesu Rp14.907

Saat rupiah lesu, mata uang lainnya di Asia seperti won Korea Selatan terpantau anjlok 0,13 persen memimpin pelemahan mata uang di kawasan ini.
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (23/8/2022), beriringan dengan melemahnya mayoritas mata uang lain di kawasan Asia. 

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda ditutup melemah 0,11 persen atau 16 poin sehingga parkir di posisi Rp14.907,50 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS pada pukul 09.15 WIB terpantau juga melemah 0,13 poin atau 0,12 persen ke level 108,91.

Sementara itu, mata uang lainnya di Asia seperti won Korea Selatan terpantau anjlok 0,13 persen memimpin pelemahan mata uang di kawasan Asia terhadap dolar AS pada hari ini. 

Selain itu baht Thailand tercatat melemah 0,09 persen, peso Filipina melemah 0,04 persen, dolar Taiwan turun 0,10 persen, dan yuan China turut melemah 0,02 persen terhadap dolar AS.

Di sisi lain, mata uang yen Jepang dan dolar Singapura terpantau menguat masing-masing sebesar 0,23 persen dan 0,06 persen terhadap dolar AS di kawasan Asia pada hari ini. 

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini, Selasa (23/8/2022), dibuka berfluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.870 - Rp14.950.

Dalam dalam riset harian Ibrahim mengatakan, dolar AS menguat ke level tertinggi baru pada perdagangan kemarin, karena pembuat kebijakan Federal Reserve mempertahankan sikap hawkish atas kebijakan moneter menjelang simposium kunci Jackson Hole bank sentral akhir pekan ini.

“Indeks naik lebih dari 2 persen minggu lalu, reli mingguan terbaik sejak April 2020, didorong oleh serangkaian pejabat The Fed yang menekankan bahwa kenaikan suku bunga yang lebih besar diperlukan untuk memerangi inflasi yang melonjak pada level tertinggi 40 tahun,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Senin (22/8/2022). 

Ibrahim menjelaskan bank sentral AS telah menaikkan suku bunga sebesar 224 basis poin semenjak Maret 2022, dan semua mata akan tertuju pada pidato Ketua Jerome Powell di Jackson Hole, Wyoming pada hari Jumat depan untuk jawaban yang mungkin tentang seberapa tinggi suku bunga AS.

Sementara itu dari domestik, Ibrahim menyampaikan rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang akan diumumkan pekan depan oleh Presiden Joko Widodo menurutnya membuat inflasi akan melesat dan menyebabkan nilai tukar rupiah semakin tergerus. 

“Rupiah pun tertekan. Namun pemerintah masih akan mengantisipasi melesatnya inflasi,” ungkapnya. 

Perkiraan kenaikan harga BBM berkaitan dengan tingginya harga minyak dunia sehingga mendorong peningkatan gap harga keekonomian dan harga jual Pertalite dan solar sehingga berdampak pada kenaikan subsidi BBM dan kompensasi energi di APBN 2022.  

Selain itu, Ibrahim juga menyampaikan yang akan turut mempengaruhi pergerakan rupiah adalah Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan kebijakan moneter hari ini, Selasa (23/8/2022). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper