Bisnis.com, JAKARTA – Imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) Indonesia terpantau melemah jelang pengumuman Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI)
Data dari World Government Bonds pada Selasa (23/8/2022) mencatat, tingkat imbal hasil SUN Indonesia dengan tenor 10 tahun berada di level 7,246 persen. Posisi tersebut lebih tinggi dari Senin kemarin di level 7,155 persen.
Selama sepekan terakhir, yield SUN Indonesia telah melemah sebesar 17,8 basis poin. Sementara itu, dalam periode 1 bulan belakangan, imbal hasil SUN telah menguat 24,5 basis poin.
Adapun, level credit default swap (CDS) 5 tahun Indonesia per hari ini ada di level 110,95. Posisi tersebut mengindikasikan probabilitas default atau gagal bayar sebesar 1,85 persen.
Sementara itu, hasil RDG Bank Indonesia selama 22-23 Agustus 2022, akan diumumkan siang ini sekitar 14.00 WIB.
Ezra Nazula Ridha, Director & Chief Investment Officer, Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia menjelaskan salah satu sentimen pendukung pasar obligasi Indonesia ke depannya adalah tren kenaikan suku bunga global yang sudah mendekati puncak siklus pengetatan.
Baca Juga
Ia memaparkan, kebijakan pengetatan moneter secara ‘front load’ selama dua bulan terakhir membuat suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate mendekati level netral di 2,25 persen - 2,5 persen. Kondisi ini membuka peluang kenaikan suku bunga The Fed tidak akan seagresif sebelumnya.
“Kondisi ini akan berimbas pada turunnya volatilitas di pasar obligasi,” jelasnya.
Sementara itu, normalisasi suku bunga Bank Indonesia di tengah pengetatan global yang agresif dapat mendukung pasar obligasi dan nilai tukar Rupiah. Sentimen ini juga akan semakin positif ketika tingkat inflasi, terutama di Amerika Serikat dan Eropa, sudah mencapai puncak.
Seiring dengan hal tersebut, Ezra mengatakan akhir dari siklus kenaikan suku bunga The Fed sudah mulai terlihat. Ia memprediksi, imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) Indonesia di akhir tahun ini dapat kembali menyentuh level 6,5 persen.
“Dalam jangka menengah, kami memperkirakan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun bisa kembali ke kisaran 6,5 persen – 7 persen,” jelas Ezra.