Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Emiten Alat Berat UNTR dan INTA Capai Target Meski Pasokan Seret

Emiten alat berat United Tractors (UNTR) dan Intraco Penta (INTA) memasang target tinggi untuk 2022 lantaran permintaan melonjak.
Alat berat Komatsu produksi UNTR memuat batu bara di Pelabuhan Cirebon di Jawa Barat, Rabu, (11/5/2022). Bloomberg - Dimas Ardian
Alat berat Komatsu produksi UNTR memuat batu bara di Pelabuhan Cirebon di Jawa Barat, Rabu, (11/5/2022). Bloomberg - Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan permintaan yang mengalir ke emiten alat berat PT United Tractors Tbk. (UNTR) dan PT Intraco Penta Tbk. (INTA) teradang tantangan kesulitan memasok alat berat. Sepanjang 2022 berjalan, kedua emiten alat berat itu mencatatkan lonjakan penjualan, terutama ke sektor tambang.

Corporate Secretary United Tractors Sara K. Lubis menjelaskan penjualan Komatsu mencatat pertumbuhan 111 persen mencapai 2.873 satuan unit pada semester I/2022, mendekati angka volume tahun penuh 2021 yang mencapai 3.088 unit.

Dengan catatan penjualan tersebut, grup UNTR menanggapi dengan melakukan revisi target penjualan perseroan menjadi lebih tinggi.

"Tidak lama, kami sudah melakukan penyesuaian target penjualan dari 3.600 unit, kami sesuaikan menjadi 4.800 unit, ini masih kami pantau, apabila Komatsu memiliki kemampuan akan digunakan penuhi kebutuhan kami," jelasnya beberapa waktu lalu.

Selain itu, penjualan suku cadang UNTR juga meningkat menjadi 36 persen menjadi Rp4,8 triliun dari Rp3,6 triliun per semester I/2022.

Presiden Direktur United Tractors Frans Kusuma menjelaskan permintaan alat berat saat ini luar biasa tinggi, lebih dari dua kali lipat. Namun, diakui ada keterbatasan pasokan, sehingga strategi UNTR di antaranya mengubah alokasi produksi dari Jepang dan India untuk dialihkan ke Indonesia.

“Oleh karena itu, dilakukan upaya-upaya prinsipal mengalokasikan produksi alat berat ke Indonesia bukan hanya dari Jepang, termasuk tingkatkan kapasitas produksi dalam negeri. Ada Komatsu Indonesia yang produksi alat berat, dari peningkatan eksisting plant, dan alokasi negara lain salah satu india, bisa tingkatkan suplai bagi pelanggan," terangnya.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2022, emiten berkode UNTR ini mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp60,4 triliun atau meningkat sebesar 62 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp37,31 triliun.

Masing-masing unit usaha yaitu mesin konstruksi, kontraktor penambangan, pertambangan batu bara, pertambangan emas, dan industri konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 29 persen, 33 persen, 31 persen, 6 persen dan 1 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

Senada, emiten alat berat PT Intraco Penta Tbk. (INTA) membukukan pendapatan usaha sebesar Rp334,35 miliar sepanjang semester I/2022. Jumlah ini meningkat 18,30 persen year-on-year (yoy) dibandingkan pendapatan usaha INTA di semester I/2021 yang sebesar Rp282,62 miliar.

Mayoritas pendapatan usaha INTA di paruh pertama tahun ini disumbangkan oleh penjualan alat-alat berat sebesar Rp168,14 miliar, kemudian diikuti oleh penjualan suku cadang sebesar Rp102,59 miliar. Selain itu, INTA juga mencetak pendapatan jasa sebesar Rp52,61 miliar di enam bulan pertama tahun ini.

Direktur Utama PT Intraco Penta Tbk., Petrus Halim mengatakan pada semester I/2022 pertumbuhan penjualan alat berat sangat signifikan bahkan bisa terjadi sampai akhir 2022. Namun, perubahan target-target perusahaan masih akan dievaluasi mengingat kondisi perubahan yang bisa saja akan terjadi dalam makro ekonomi.

“Saya berharap kondisi makro, global, yang selama ini cukup mengkhawatiran dapat dijaga oleh pemerintah, inflasi tetap dijaga rendah, pertumbuhan ekonomi tetap pesat, dengan begitu kita yakin kita bisa turut ikut menikmati pertumbuhan ekonomi tersebut. Untuk target kami sedang evaluasi dan monitor kalau memungkinkan akan kita revisi lebih baik,” kata Petrus dalam konferensi pers, Jumat (19/8/2022).

Dengan adanya kenaikan harga komoditas menurut Petrus justru menguntungkan bagi INTA karena permintaan akan alat berat akan meningkat.

“Dengan adanya perang Rusia Ukraina dan ketegangan di Indopasifik ini akan membuat situasi global semakin tidak menentu. Akibatnya permintaan komoditas semakin tinggi. Jadi saya rasa saat ini kita juga akan ikut mengamati segala perubahan baik yang terjadi di Indonesia dan global, permintaan luar biasa kencang saat ini,” imbuh Petrus.

Di sisi lain, diakui bahwa produksi alat berat masih ketinggalan dengan permintaan yang ada dan INTA cukup kesulitan memenuhi permintaan konsumen.

“Karena pabrik punya suplai yang terbatas walaupun kapassitas produksinya ditambah. Tapi kami diberkahi dengan permintaan banyak ini blessing in disguise, sangat baik untuk Indonesia dan INTA. Strategi yang kita tetapkan tahun ini, bahwa kita akan mengoptimalkan usaha perdagangan alat berat dan mendorong penjualan suku cadang dengan jaringan bisnis yang sudah tersebar di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Untuk tahun ini, INTA menargetkan penjualan alat berat naik 5 persen hingga 15 persen, atau menjual lebih dari 400 unit. Pada 2021 sendiri INTA berhasil meraup total penjualan Rp262 miliar dari 376 unit alat berat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper