Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rights Issue Garuda (GIAA): Pemerintah Suntik Rp7,5 T, CT Corp Cs?

Pemerintah mengharapkan orang terkaya Indonesia Chairul Tanjung (CT) juga menginjeksi Garuda Indonesia (GIAA) melalui right issue setara Rp3,9 triliun.
Karyawan melakukan perawatan pesawat milik PT Garuda Indonesia di dalam hanggar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (30/6/2022). Bloomberg/ Dimas Ardian
Karyawan melakukan perawatan pesawat milik PT Garuda Indonesia di dalam hanggar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (30/6/2022). Bloomberg/ Dimas Ardian

Bisnis.com, NUSA DUA – Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo buka-bukaan mengenai rencana penawaran saham terbatas (rights issue) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) yang akan mendapatkan penyertaan modal negara Rp7,5 triliun.

Menurut Tiko, begitu biasa disapa, rights issue perusahaan penerbangan pelat merah itu masih dalam proses persiapan. Dia menargetkan paling lambat November 2022 penambahan modal ke perusahaan berkode saham GIAA dapat terealisasi.

Skema rights issue yang akan dilakukan, tuturnya, pemerintah akan menyuntikan dana sebesar Rp7,5 triliun. Adapun pemegang saham lainnya, seperti CT Corp, diharapkan akan mengambil haknya dalam rights issue tersebut.

“Kalau pemerintah Rp7,5 triliun, pemegang saham lainnya, kayak CT Corp, kami harapkan berpartisipasi dengan mengambil haknya. Kalau dihitung nilainya sekitar Rp3,9 triliun,” ujarnya di sela-sela Telkom Group Investor Day di Nusa Dua, Bali, Jumat (19/8/2022).

Seperti diketahui, mayoritas saham Garuda Indonesia dipegang oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan komposisi satu saham GIAA seri A Dwi Warna dan seri B sebanyak 15,67 miliar lembar saham atau sekitar 60,54 persen dari total saham. 

Selain itu, saham GIAA digenggam oleh PT Trans Airways, perusahaan milik konglomerat Chairul Tanjung, di bawah bendera CT Corps. Trans Airways memegang 7,32 miliar lembar atau sekitar 28,26 persen dari total saham. 

Saham GIAA juga dimiliki masyarakat melalui lantai bursa sebanyak 2,9 miliar lembar atau sebanyak 11,2 persen. Saham Garuda disuspensi lebih dari 1 tahun karena ada penundaan pembayaran kupon sukuk.

Menurut Tiko, bila pemegang saham lain ikut mengambil hak dalam rights issue itu, maka GIAA tidak perlu melakukan aksi korporasi serupa ke depan. 

“Dengan suntikan dana sebesar Rp11 triliun lebih itu sudah cukup untuk menyehatkan Garuda. Kami optimistis yang lain ikut serta dalam aksi korporasi ini,” terangnya.

GIAA berencana melakukan rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 225.585.894.911 lembar saham atau sebesar 871,44 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor perseroan pada saat keterbukaan informasi ini. 

Adapun saham baru dalam penambahan modal dengan memberikan HMETD ini akan dikeluarkan dengan nilai nominal per saham sebesar Rp459 atau harga pelaksanaan, mana yang lebih kecil. 

Pengambil hak rights issue tidak hanya pemegang saham eksisting, melainkan kreditur dan pemegang obligasi yang dikonversi menjadi saham setelah melakukan perdamaian dalam rangka restrukturisasi utang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hendri T. Asworo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper