Bisnis.com, JAKARTA - Emiten grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR) baru belanja modal 30 persen hingga semester I/2022 optimistis tetap dapat menyelesaikan target belanjanya hingga akhir tahun.
Emiten berkode UNTR ini menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) di kisaran US$750 juta sampai US$800 juta atau berkisar Rp11,1 triliun-Rp11,84 triliun pada 2022 (kurs Rp14.800). Nilai ini naik signifikan dibandingkan dengan realisasi belanja modal pada 2020.
Presiden Direktur United Tractors Frans Kesuma mengungkapkan belanja modal terutama memenuhi kebutuhan alat berat di anak usaha kontraktor tambang yakni PAMA termasuk tambang emas Martabe Gold Mine.
"Belanja modal baru 30 persen-35 persen hingga Semester I/2022, masih sesuai paling banyak di alat berat dan permesinan," jelasnya, Rabu (10/8/2022).
Artinya, belanja modal hingga paruh pertama 2022 baru berkisar US$225 juta-- hingga US$280 juta atau Rp3,33 triliun-Rp4,14 triliun. Dia menjelaskan pada awal tahun kapasitas suplai alat berat agak terganggu, sehingga pengiriman berlanjut pada Semester II/2022.
Pengiriman alat berat akan lebih banyak penambahan pada Semester II/2022 dan optimistis sampai akhir tahun bisa terpenuhi apa yang jadi target belanja modal perseroan.
Baca Juga
"Kami juga ada proyek di Sumbawa plant dibangun awal tahun ini, ada spending sampai akhir tahun, kami optimistis dapat menyerap seluruh anggaran belanja modal walaupun sampai tengah tahun baru 30 persen," terangnya.
Berdasarkan rencana, sebagian besar dana yang disiapkan akan dialokasikan untuk mendukung lini mining services dan pertambangan. Tahun lalu, total belanja modal hanya berjumlah US$190 juta.
Alokasi untuk mining services dan pertambangan setidaknya mencapai US$570 juta. Lalu sekitar US$170 juta akan dibelanjakan untuk tambang emas dan infrastruktur pabrik, serta sistem manajemen.
Lalu sisanya dibagi rata untuk bisnis-bisnis lainnya seperti construction machinery mungkin sekitar US$40 juta machinery dan lainnya sekitar US$4 juta.
Lebih lanjut, belanja alat berat di bisnis pertambangan sempat terganggu kesulitan suplai alat berat dari pemilik merek Komatsu, UD Trucks, dan Scania. Namun, ditargetkan pengiriman Komatsu dapat sesuai target di semester II/2022.