Bisnis.com, JAKARTA — Harga bitcoin dan deretan altcoin kembali menguat di awal perdagangan pekan ini, di tengah kewaspadaan pasar terhadap data inflasi AS yang menjadi salah satu acuan kebijakan moneter The Fed.
Mengutip data CoinMarketCap, Senin (5/8/2022) harga bitcoin terkerek 1,35 persen ke posisi US$23.310.
Sementara itu, harga sejumlah altcoin terpantau kompak menguat, antaralain ethereum (ETH) naik 1,66 persen menjadi US$1.711, solana (SOL) terkerek 5,32 persen ke level US$41,94, dan binance (BNB) juga meningkat 4,85 persen ke posisi US$325,99.
Meski perlahan kembali menguat, harga bitcoin dan sejumlah aset kripto masih turun hampir 70 persen dari harga tertinggi sepanjang sejarah.
Analis memperkirakan, bitcoin masih belum pulih dari industri kripto yang goyah akibat amblesnya Terra Luna.
Saat ini, pasar kripto dinilai tengah mengamati indeks harga konsumen AS atau CPI yang akan terbit pada Rabu mendatang.
Baca Juga
Analis Bitbank, Yuya Hasegawa mengatakan, The Fed berpotensi menurunkan suku bunga pada September 2022 yang akan memengaruhi harga bitcoin.
“Inflasi pada Juli kemungkinan menurun karena harga minyak lebih rendah, dan bitcoin mungkin akan mendapat sentimen positif dari kenaikan suku bunga yang lebih lambat,” ujar Yuya dikutip dari Forbes, Senin (8/8/2022).
Sementara itu, laporan Cumberland menyebutkan survei investor yang memperkirakan harga bitcoin akan rebound ke US$32.000 tahun ini, berpotensi menambah $180 miliar pada kapitalisasi pasar bitcoin.
Setelah aksi jual yang cukup parah di pasar kripto, rata-rata responden masih sangat bullish.
Selain itu, analis Cumberland melihat kemungkinan kuat The Fed akan menghentikan sikap hawkish dalam beberapa bulan mendatang.
"Dalam pandangan kami, ini tidak terlalu aneh; bentuk kurva ke depan sudah memprediksi peluang penurunan suku bunga pada 2023,” ujarnya.