Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan saham emiten pertambangan batu bara afiliasi Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), tancap gas pada pekan terakhir Juli 2022.
Saham BUMI parkir di level Rp113 pada akhir perdagangan Jumat (29/7/2022). Dalam 5 hari terakhir, harga telah menguat 31,40 persen atau 27 poin.
Bahkan, sejak awal tahun atau year-to-date (ytd) saham BUMI telah menanjak 71,21 persen atau 47 poin.
Akhir pekan lalu, BUMI mengumumkan direktur terbaru di Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di J.S. Hotel Luwansa, Jakarta, kemarin sore, Jumat (29/7/2022).
Dalam RUPST tersebut, para pemegang saham memberikan persetujuan laporan keuangan 2021 yang diaudit serta pelepasan tanggung jawab dewan, persetujuan terkait penunjukan auditor untuk tahun ini, dan perubahan komposisi dewan direksi dan konfirmasi ulang penerbitan saham baru untuk mandatory convertible bond (MCB).
Adapun, perubahan direksi terdiri dari Shuyou Dong diangkat sebagai Direktur dan Jian Wang yang juga diangkat sebagai direktur. Keduanya merupakan perwakilan masing-masing dari China Development Bank (CDB) dan China Investment Corporation (CIC).
Baca Juga
Sebelumnya, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memaparkan, kenaikan saham BUMI yang cenderung agresif harus tetap diperhatikan bagi investor yang tertarik mencermati potensinya.
“Harus tetap menerapkan stoploss yang ketat dalam posisi trading mengingat potensi volatilitas tinggi,” ujar Ivan kepada Bisnis.com, Rabu (27/7/2022).
Adapun katalis kenaikan saham Bumi Resources menurut Ivan, ditopang perolehan laba per saham pada kuartal I/2022 yang lebih baik, khususnya dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
Lebih lanjut, harga kontrak batu bara acuan Newcastle yang saat ini masih bertengger di atas level US$400 turut mendorong pergerakan saham BUMI yang ditutup di atas level psikologis 90.
“[Secara teknikal] terbentuk formasi three white soldiers pada candlestick serta volume yang konsisten meningkat,” imbuh Ivan.