Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Naik Lagi, Terkerek Pelemahan Dolar AS

Harga emas berjangka untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange menguat 12,6 poin atau 0,71 persen ke US$1,781,80 per troy ounce.
Emas Comex./.Bloomberg
Emas Comex./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (29/7/2022) setelah dolar AS melemah karena data ekonomi menunjukkan bahwa Amerika Serikat secara teknis telah memasuki resesi.

Kontrak harga emas berjangka untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange menguat 12,6 poin atau 0,71 persen ke US$1,781,80 per troy ounce, setelah sempat mencapai level tertinggi di US$1.784,60.

Sementara itu kontrak harga emas berjangka untuk pengiriman Agustus yang berakhir Jumat (29/7/2022), menyelesaikan sesi dengan kenaikan US#12,60 atau 0,7 persen ke level US$1.762,90 per troy ounce.

Untuk pekan ini harga emas naik 2,1 persen, terbesar sejak kenaikan 4,2 persen selama sepekan hingga 25 Februari.

Dolar AS melemah di tengah penurunan tajam dalam imbal hasil obligasi Treasury AS setelah investor menafsirkan ekonomi AS yang menyusut sebagai satu lagi alasan bagi Federal Reserve (Fed) untuk mengurangi langkah pengetatannya.

Greenback yang diperdagangkan berlawanan dengan emas, telah jatuh hampir satu persen jika digabungkan dalam dua hari terakhir terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya.

Grafik emas menunjukkan bahwa logam mulia itu dapat terus naik hingga 1.800 dolar AS, jika dolar dan imbal hasil obligasi mundur lebih jauh dari proyeksi kenaikan suku bunga Federal Reserve yang lebih lembut sepanjang sisa tahun ini.

"Risiko kenaikan persentase penuh oleh The Fed sudah lama hilang," kata Analis OANDA Ed Moya, seperti dilansir Antara.

Data ekonomi yang dirilis Jumat (29/7/2022) juga mendukung emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS, ukuran inflasi, melonjak 1,0 persen pada Juni, kenaikan terbesar sejak September 2005 dan menyusul kenaikan 0,6 persen pada Mei.

Dalam 12 bulan hingga Juni, indeks harga PCE naik 6,8 persen, kenaikan terbesar sejak Januari 1982 dan menyusul kenaikan 6,3 persen tahun ke tahun pada Mei. Inflasi tampak memanas pada Juni.

Institute for Supply Management Chicago Business Barometer turun menjadi 52,1 pada Juli dari 56 pada Juni, pembacaan terendah sejak Agustus 2020 dan juga lebih rendah dari perkiraan para ekonom untuk pembacaan stabil di 56.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper