Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perkebunan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) optimistis dapat membukukan pertumbuhan kinerja keuangan dan operasional sepanjang tahun 2022.
Sekretaris Perusahaan TAPG Joni Tjeng mengatakan, pihaknya yakin dapat mencatatkan pertumbuhan yang maksimal pada tahun ini. Optimisme perusahaan salah satunya ditopang oleh tren harga CPO yang diprediksi akan rebound.
“Kami masih optimistis harga CPO akan kembali naik pada kuartal III dan kuartal IV setelah sempat turun pada kuartal II/2022,” jelasnya dalam acara peluncuran New Journey of TAPG Sustainability, Kamis (21/7/2022).
Tren harga CPO diprediksi tetap kuat seiring dengan pemulihan produksi yang masih akan terhambat akibat masalah kurangnya tenaga kerja di lahan sawit Malaysia.
Sementara itu, permintaan dari negara – negara importir seperti China dan India akan meningkat setelah stok domestik negara tersebut mulai menipis.
Adapun, dari sisi operasional, TAPG optimistis produksi tandan buah segar (TBS) dapat tumbuh 15 persen dibandingkan dengan tahun 2021.
Baca Juga
“Dengan produksi perusahaan yang tumbuh, kami juga optimistis kinerja penjualan kami akan tumbuh signifikan setelah cenderung flat pada 2020 – 2021,” katanya.
Berdasarkan materi paparan publik perusahaan yang dikutip dari keterbukaan informasi BEI, TAPG memproyeksikan produksi CPO menjadi 978.000 ton di sepanjang 2022. Sementara itu proyeksi pertumbuhan produksi TBS inti pada 2022 adalah sebesar 22,7 persen dari 2,64 juta ton menjadi 3 juta ton.
Joni menambahkan, TAPG telah merampungkan pembangunan satu pabrik kelapa sawit (PKS) di Kalimantan Timur. Ia mengatakan pabrik tersebut telah selesai dan beroperasi pada Mei lalu.
Ia menjelaskan, saat ini TAPG tengah melanjutkan rencana ekspansinya pada tahun 2022 dengan membangun sebuah pabrik Palm Kernel Oil (PKO) dengan biogas di Kalimantan Tengah. Rencananya, pabrik tersebut akan memeiliki kapasitas 300 ton per hari.
Pabrik yang akan menelan dana sekitar Rp150 miliar tersebut ditargetkan rampung pada akhir 2022 mendatang.