Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepatu Bata (BATA) Catat Penjualan Naik, Berpotensi Laba Tahun Ini

Pada 2022, Sepatu Bata (BATA) berharap tidak mengalami kerugian, setidaknya menyamai kinerja 2019.
Koleksi sepatu Bata/Istimewa
Koleksi sepatu Bata/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Sepatu Bata Tbk. (BATA) mengestimasi kenaikan penjualan pada semester I/2022 mencapai 30 persen sampai 40 persen secara tahunan, didorong oleh naiknya permintaan pada momen Lebaran. Perseroan memperkirakan kinerja di sisa 2022 dapat lebih baik sejalan dengan pemulihan ekonomi yang berlanjut.

Direktur BATA Hatta Tutuko mengatakan penjualan perseroan pada paruh pertama 2022 sempat mengalami penurunan pada Februari dan Maret, imbas dari pembatasan mobilitas yang diterapkan pemerintah ketika varian Omicron memicu kenaikan kasus Covid-19. Meski demikian, momentum Ramadan dan Lebaran pada April dan Mei memberi dampak positif pada penjualan.

“Pada Februari dan Maret restriksi masih terjadi dan berdampak pada penjualan kami. Namun pada momen Lebaran di April dan Mei kami cukup berhasil menaikkan kinerja penjualan. Jika dibandingkan dengan semester I/2021 ada kenaikan di kisaran 30 persen sampai 40 persen,” kata Hatta dalam paparan publik, Kamis (21/7/2022).

BATA membukukan penjualan sebesar Rp237,26 miliar pada semester I/2021. Dengan estimasi kenaikan 30-40 persen, maka potensi penjualan Bata selama 6 bulan pertama mencapai Rp308,44 miliar sampai Rp332,16 miliar.

“Kinerja ini menjadi pertanda baik dan menunjukkan penjualan kami tetap bisa berkembang. Terlebih aktivitas sekolah sudah mulai dibuka kembali sehingga bisa Jadi momentum kami untuk mengerek penjualan,” tambahnya.

Adapun sepanjang kuartal I/2022, penjualan Bata mencapai Rp116,34 atau meningkat 39,32 persen dibandingkan periode sama di 2021 senilai Rp83,50 miliar.

Segmen eceran masih menjadi kontributor terbesar terhadap penjualan sepatu dengan nilai Rp99,60 miliar, disusul penjualan di e-commerce Rp9,80 miliar, dan keperluan industri Rp4,37 miliar.

Penjualan BATA sepanjang 2021 masih terkoreksi dengan total Rp438,48 miliar, sementara pada 2020 berjumlah Rp459,58 miliar. Hatta mengatakan perseroan tengah fokus untuk mencapai kinerja penjualan yang menyamai level sebelum pandemi.

“Harapan kami tahun ini kami tidak mengalami kerugian, setidaknya menyamai kinerja 2019 karena saat itu kami membukukan laba,” katanya.

BATA berhasil menekan rugi operasional pada tahun lalu, dari Rp212,19 miliar pada 2020 menjadi Rp58,21 miliar. Rugi bersih juga berkurang menjadi Rp51,23 miliar dibandingkan dengan Rp177,76 miliar pada 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper