Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berhasil rebound dari titik terendah selama 11 bulan, didukung oleh pelemahan dolar AS lantaran investor mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve yang agresif.
Mengutip data Bloomberg pada 19.00 WIB, harga emas Comex tercatat naik 9,80 poin atau 0,58 persen ke US$1.713,40 per barel. Adapun, harga emas spot naik 6,43 poin atau 0,38 persen ke US$1.714,60 per barel.
Kenaikan harga emas terdorong oleh pelemahan indeks dolar AS dua hari berturut-turut, mengangkat sedikit beban pada emas sebagai aset tak berbunga yang melemah lima pekan berturut akibat adanya prospek kenaikan suku bunga agresif.
Pejabat Federal Reserve punya rencana untuk menaikkan suku sebesar 75 basis poin dalam dua bulan berturut-turut ketika pertemuan pada 27 Juli mendatang, meskipun para pembuat kebijakannya mendorong kenaikan yang lebih besar.
Data terakhir pada Jumat (15/7/2022) juga menunjukkan penjualan ritel AS lebih kuat dari yang diharapkan pada Juni, menegaskan kondisi ekonomi yang lebih baik di tengah pengetatan kebijakan moneter.
Sementara itu, investor juga mempertimbangkan janji China untuk menopang pertumbuhan. Namun, prospek ekonomi global tetap suram, dengan Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan akan memangkas prospek pertumbuhannya selanjutnya, karena Kepala IMF tengah bergulat dengan minimnya opsi untuk mengatasi risiko resesi.
Baca Juga
“Harga emas mendapat sedikit dorongan hari ini dengan adanya pelemahan dolar AS. Namun, harga emas diperkirakan masih punya potensi bergerak ke bawah. Kita masih harus melihat beberapa tanda 'puncak hawkish' yang muncul dalam beberapa bulan mendatang, agar emas mendapatkan kembali kepercayaan pasar,” ungkap Yeap Jun Rong, Ahli Strategi Pasar di IG Asia Pte. Dilansir Bloomberg, Senin (18/7/2022).