Bisnis.com, JAKARTA - BUMN PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mencatatkan nilai kontrak baru (NKB) hingga paruh pertama 2022 sebesar Rp9,31 triliun, naik 198 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Corporate Secretary Waskita Karya Novianto Ari Nugroho menjelaskan perseroan berhasil membukukan pertumbuhan signifikan kontrak baru sepanjang semester I/2022.
"Waskita membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp9,31 triliun sampai dengan akhir Juni 2022. Capaian tersebut tumbuh 198 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp3,12 triliun," jelasnya kepada Bisnis, Senin (18/7/2022).
Hingga saat ini, WSKT berhasil mencatatkan nilai kontrak atas beberapa proyek baru seperti rehabilitasi jalan dan jembatan di Sumatra Utara, remedial dan sedimentasi bendungan di Sumbawa, eehabilitasi jaringan irigasi Sungai Citarum, gedung GIK UGM Yogyakarta, rehabilitasi bangunan pengendali banjir Kota Bima serta lanjutan bendungan Temef Paket 4.
Adapun, berdasarkan target kontrak barunya, WSKT menargetkan pencapaian kontrak senilai Rp30 triliun hingga akhir tahun. Artinya, capaian setengah tahun ini baru menutupi 31,03 persen dari target.
Selain itu, WSKT juga merampungkan divestasi kepemilikan tol Cimanggis-Cilincing melalui kemitraans trategis dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Selanjutnya, Waskita fokus meneruskan pencarian investor strategis pada tiga aset tol lainnya.
Baca Juga
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menyampaikan kerja sama strategis ini merupakan strategic partnership yang menjadi bagian dari implementasi 8 streams penyehatan keuangan Waskita untuk memperkuat struktur permodalan dan perbaikan kinerja operasional.
Pada 2022 WSKT menargetkan dapat menggandeng partner strategis untuk 4 ruas jalan tol dan ruas tol Cimanggis–Cibitung ini adalah yang perdana yang berhasil dilaksanakan pada 2022.
“Kerja sama strategis ini merupakan tindak lanjut tahap akhir dari rencana konversi saham WTR dengan PT SMI dengan mengoptimalkan konsesi jalan tol yang kami miliki. Hal ini sejalan dengan strategi bisnis Waskita dalam memperkuat modal kerja serta mendukung komitmen perseroan untuk menyelesaikan pembangunan ruas-ruas tol terutama proyek strategis nasional yang ditetapkan Pemerintah,” ujarnya.
Melalui Anak Usaha PT Waskita Toll Road (WTR) menggandeng PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebagai partner strategis untuk percepatan pembangunan ruas tol Cimanggis–Cibitung.
Masuknya SMI ke dalam PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) pemegang konsesi ruas tol Cimanggis–Cibitung ini melalui mekanisme share swap 55 persen kepemilikan saham WTR di CCT.
Adapun kepemilikan saham WTR di CCT sebelumnya sebesar 90 persen dan setelah masuknya SMI maka struktur kepemilikan pada CCT terdiri dari SMI sebesar 55 persen, WTR sebesar 35 persen serta pemegang saham lainnya sebesar 10 persen.
Destiawan menambahkan perseroan juga memperkuat posisi kepemilikan saham mayoritas di anak usaha PT Waskita Toll Road (WTR) dengan menggantikan 4,5 persen kepemilikan saham SMI di WTR melalui konversi menjadi kepemilikan saham pada CCT sebagai bagian dari kesepakatan kerjasama strategis yang dimaksud. Ini merupakan tahap II dari konversi saham SMI di WTR ke BUJT yang dimiliki WTR.
Sebelumnya, pada Juni 2021 WTR dan SMI telah melakukan kerjasama strategis atas kepemilikan 20 persen saham WTR di ruas tol Semarang–Batang dan 34,99 persen saham di ruas tol Cinere–Serpong.
Dia menyebut SMI telah menjadi partner strategis dalam mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia termasuk percepatan penyelesaian konstruksi jalan tol seperti ruas Semarang–Batang, Cinere–Serpong dan Cimanggis– Cibitung serta ruas tol lainya.
"Saat ini Perseroan juga sedang menjajaki kerjasama dengan para investor, salah satunya dengan Indonesia Investment Authority (INA) untuk melanjutkan strategic partnership sebagai tindak lanjut Heads of Agreement (HoA) investasi beberapa ruas jalan tol Trans Jawa dan kami harapkan dapat terfinalisasi dalam waktu dekat,” tambah Destiawan.