Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Sentimen Penekan, Harga Minyak Masih Berpotensi Memanas

Harga minyak global terombang-ambing berbagai sentimen dari pandangan hawkish The Fed hingga rantai pasokan dan permintaan
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak berpeluang bergerak naik menguji level US$99,45 per barel.

Mengutip data Bloomberg, sampai dengan penutupan perdagangan Jumat (15/7/2022), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) terpantau naik 1,89 persen ke US$97,59 per barel. Sementara harga minyak Brent berhasil menembus US$100, dengan kenaikan 2,08 persen ke US$101,6 per barel.

Tim riset Monex Investindo Futures (MIFX) menyebutkan bahwa harga minyak ditopang oleh sentimen kurang hawkish dari pemimpin The Fed yang melemahkan dolar AS dan berpeluang menopang kenaikan harga minyak.

"Namun masih ada khawatiran pasar terhadap berkurangnya permintaan bahan bakar yang berpotensi menekan turun harga minyak," jelas tim riset MIFX dalam riset harian, dikutip Sabtu (16/7/2022).

Selain itu, pergerakan harga minyak juga masih dibatasi oleh sentimen negatif dari meluasnya penyebaran Covid-19 di China serta peringatan Jepang akan gelombang Covid-19 baru. 

Namun, peningkatan impor minyak Rusia oleh Arab Saudi, serta potensi pemangkasan pasokan gas lebih lanjut ke Eropa memberikan dukungan pada harga minyak.

MIFX memprediksikan harga minyak berpeluang berpeluang dibeli menguji level resistance US$99,45 per barel selama harga tidak mampu menembus level support US$96,55 per barel.

"Namun bila mampu bergerak lebih rendah dari level support tersebut maka Harga Minyak berpotensi dijual menargetkan level support selanjutnya US$94,95 per barel," tulis tim riset MIFX.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper