Bisnis.com, JAKARTA — Bursa AS saat ini sedang mengalami tren bearish atau penurunan harga, yang diproyeksikan dapat turut berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Head of Investment Research Strategist Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan pasar AS yang bearish kemungkinan akan berlanjut pada paruh kedua tahun ini, namun tidak secara signifikan menyeret IHSG.
“Sepertinya selama pasar AS bearish, pergerakan IHSG mengikuti jatuhnya indeks ekuitas AS,” ujar Hariyanto dalam riset hariannya, Senin (7/11/2022).
Menurutnya, AS kemungkinan akan memasuki masa resesi ekonomi pada 2023 di tengah pengetatan kebijakan moneter yang memicu bearish indeks ekuitas AS saat ini.
Sebaliknya, lanjut Hariyanto, pendorong utama jatuhnya IHSG selama pasar AS bearish dipicu oleh penurunan laba bersih IHSG.
“Menurut kami, laba bersih IHSG akan terus tumbuh di tahun ini dan tahun depan karena ekonomi Indonesia dalam kondisi yang baik,” imbuhnya.
Baca Juga
Hal ini tercermin dari perkiraan ekonomi terbaru Bank Dunia, yang memproyeksikan ekonomi Indonesia bertumbuh 5,1 persen secara tahunan pada 2022, dan 5,3 persen year-on-year (yoy) pada 2023 mendatang.
Lebih lanjut, Mirae Asset Sekuritas juga merevisi base case untuk target IHSG di akhir 2022 menjadi 7.400. Revisi ini dilakukan mengingat target P/E IHSG yang lebih rendah.
“Kami menerapkan target P/E IHSG untuk memperhitungkan valuasi peers yang lebih rendah karena kenaikan suku bunga di tengah pengetatan kebijakan moneter di seluruh dunia,” tutup Hariyanto.
Mengutip data Bloomberg, Senin (11/7/2022) sejumlah indeks AS seperti Dow Jones terpantau turun 0,15 persen, sedangkan S&P 500 turun 0,08 persen. Di sisi lain, indeks Nasdaq terkerek 0,12 persen.
Manajer Portofolio Causeway Capital Management LLC, Ellen Lee mengatakan, pihak perseroan telah melihat adanya pelemahan daya beli konsumen.
“Pendapatan riil yang dicapai akan datang di paruh kedua [tahun ini] karena kami mendengar dari perusahaan, terutama ritel, bahwa mereka sudah melihat kelemahan dari konsumen," ujar Lee kepada Bloomberg, dikutip Senin (11/7/2022).
Pasar AS saat ini tengah dibayangi tekanan harga, pengetatan moneter, serta perlambatan ekonomi global. Angka inflasi AS pada akhir pekan diperkirakan mendekati 9 persen, yang merupakan angka tertinggi sejak 4 dekade usai The Fed menaikkan suku bunga.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang dalam riset hariannya mengatakan, hari ini ada peluang IHSG mengalami kenaikan sejalan dengan harga beberapa komoditas.
“Ada peluang IHSG melanjutkan kenaikan dari Jumat pekan lalu seiring [kenaikan] harga beberapa komoditas seperti minyak, batu bara, emas, CPO, nikel, dan timah,” ujarnya, Senin (11/7/2022).
Pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG terpantau melemah tipis 0,27 persen atau menurun 18,07 poin ke posisi 6.722,14.
Sebanyak 251 saham parkir di zona hijau IHSG, 252 saham di zona merah, dan sisanya 184 saham stagnan, dengan jumlah kapitalisasi pasar senilai Rp8.864,61 triliun.