Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perunggasan PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) menargetkan pendapatan tumbuh 10 persen-15 persen pada 2022. Salah satunya dengan menggencarkan pembukaan restoran Sunny Chick hingga 100 gerai.
Direktur Malindo Feedmill Rudy Hartono menyampaikan perusahaan masih optimistis mengejar target pendapatan tumbuh 10 persen-15 persen pada 2022. Hal itu ditopang pemulihan ekonomi Indonesia sehingga meningkatkan konsumsi ayam per kapita.
Mengutip data Organization of Economic Cooperation and Development (OECD), konsumsi daging ayam Indonesia sebesar 8,1 kilogram (kg) per kapita pada 2021, di bawah rata-rata dunia 14,9 kg per kapita.
"Kami masih mengincar pertumbuhan dobel digit 10 persen-15 persen. Pendorong pendapatan Malindo pada 2022, pemerintah memprediksi pemulihan ekonomi semakin membaik pada 2022, dan konsumsi ayam per kapita berpotensi meningkat," jelasnya dalam paparan publik, Rabu (29/6/2022).
Malindo Feedmill membukukan pendapatan Rp9,13 triliun pada 2021, naik 30,4 persen yoy dari sebelumnya Rp7 triliun. Dengan estimasi pertumbuhan 10 persen-15 persen, maka pendapatan MAIN pada 2022 berpotensi mencapai Rp10,04 triliun-Rp10,49 triliun.
Pada kuartal I/2022, penjualan Malindo meningkat 28,3 persen year on year (yoy) menjadi Rp2,75 triliun dari sebelumnya Rp2,14 triliun. Peningkatan pendapatan terutama berasal dari penjualan pakan ternak uang naik 27,8 persen yoy menjadi Rp1,72 triliun, diikuti penjualan anak ayam usia sehari (DOC) naik 14,3 persen yoy ke Rp478,76 miliar, dan ayam pedaging yang meningkat 46,4 persen yoy menuju Rp440,95 miliar.
Baca Juga
Namun, laba kotor perseroan menurun sebesar 15 persen menjadi Rp203,87 miliar dari sebelumnya Rp239,82 miliar. Laba bersih pun tergerus 96,48 persen yoy menjadi Rp15,91 miliar per Maret 2022, dari sebelumnya Rp112,39 miliar.
"Penurunan laba terutama karena harga bahan baku pakan ternak [jagung dan kedelai] impor yang mahal dikarenakan terganggunya distribusi akibat pandemi," jelas Rudy.
Untuk menyiasatinya, perseroan menerapkan sejumlah strategi seperti menunda belanja modal, meningkatkan efisiensi produksi, melakukan manajemen pembelian bahan baku, dan mendukung program pemerintah dalam menyeimbangkan suplai-permintaan.
Rudy menyampaikan Malindo Feedmill mengalokasikan belanja modal Rp305 miliar pada 2022, yang realisasinya hingga saat ini masih di bawah Rp100 miliar. Capex digunakan untuk pembangunan gerai Sunny Chick, pengembangan peternakan broiler, breeder, dan feedmil, serta pembangunan silo dan dryer.
Ekspansi Restoran
Malindo Feedmill juga menargetkan membuka 100 gerai restoran Sunny Chick pada 2022 sebagai salah satu bisnis pendorong pendapatan.
Direktur Malindo Feedmill Rewin Hanrahan menyampaikan Malindo sudah membuka 28 gerai Sunny Chick, yakni restoran ayam goreng cepat saji di berbagai wilayah di Jakarta dan sekitarnya. MAIN nantinya menargetkan pembukaan 80 gerai-100 gerai Sunny Chick di wilayah Jabodetabek dan Pulau Jawa.
"Kami harapkan bisa membuka Sunny Chick hingga 100 outlet di Jabodetabek dan berbagai wilayah di Jawa," paparnya.
Investasi untuk gerai Sunny Chick berkisar Rp15 miliar-Rp20 miliar. Menurut Rewin, kontribusi bisnis restoran masih cenderung kecil terhadap perusahaan.
Namun, nantinya lini bisnis downstream, berupa restoran dan makanan olahan, diharapkan kontribusinya semakin meningkat terhadap pendapatan dan laba Malindo. Per Maret 2022, pendapatan makanan olahan baru mencapai Rp28,75 miliar dan pendapatan lain-lain Rp87 miliar.
"Selain Sunny Chick, tahun-tahun ke depan kita juga mempunyai makanan olahan, diharapkan bisa memberikan kontribusi signifikan ke pendapatan dan laba Malindo, juga mendekatkan produk langsung ke konsumen," imbuhnya.
Malindo Feedmill juga melihat peluang ekspor makanan olahan ke Singapura. Secara korporasi, MAIN juga melakukan kesekapatan business-to-business (B2B) dengan perusahaan Negeri Jiran, tetapi masih menanti kesekapatan antar pemerintah atau government to government (G2G).
"Kami sudah melakukan negosiasi dengan pembeli Singapura sejak 2021 untuk melakukan ekspor."