Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasca Rapat Bank Indonesia, Reksa Dana Berbasis Indeks Bisa Jadi Pilihan

Investor tetap perlu waspada terkait potensi volatilitas yang ada setelah langkah Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuannya.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (19/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (19/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Investor tetap perlu waspada terkait potensi volatilitas yang ada setelah langkah Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuannya. Instrumen reksa dana berbasis indeks dapat menjadi opsi tepat bagi investor.

Laporan Infovesta Utama pada Senin (27/6/2022) menyebutkan, pasar merespon positif langkah BI dalam menangani ancaman global atas kenaikan tingkat suku bunga the Fed minggu lalu. Hal ini terlihat dari penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,53 persen setelah BI memutuskan mempertahankan suku bunga 3,5 persen.

Dengan kondisi inflasi yang masih terkendali, BI diprediksi belum akan menaikkan tingkat suku bunga hingga semester II/2022. Selain itu, Kemenkeu memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II akan berada di kisaran 4,8 persen hingga 5,3 persen yoy sejalan dengan optimistisme pertumbuhan ekonomi yang masih kuat.

“Diperkirakan faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2022 adalah tren penguatan ekonomi saat massa Ramadhan dan Lebaran serta aktivitas produksi dan konsumsi yang masih ekspansif,” demikian kutipan laporan tersebut.

Namun, di tengah ancaman global saat ini, pasar sebaiknya tetap mewaspadai risiko stagnansi dan inflasi global yang terjadi di berbagai negara yang akan menyebabkan perlambatan ekonomi. Selain itu, pengetatan moneter The Fed dalam rencana kenaikkan tingkat suku bunga acuan bulan depan juga perlu dicermati.

Laporan tersebut menambahkan, ancaman kondisi ekonomi global saat ini juga ditambah dengan kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat.

Meski demikian, Infovesta melihat sentimen ini belum akan mempengaruhi mobilitas masyarakat sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap pasar saham maupun obligasi.

Sejalan dengan situasi kondisi pasar saat ini, Infovesta menyebutkan kinerja reksa dana saham masih berada di fase fluktuatif. investor sebaiknya tetap waspada terhadap situasi global yang sedang volatil.

Investor yang tetap ingin berinvestasi di pasar saham dapat berinvestasi di reksa dana berbasis indeks yang terdiri dari saham-saham pilihan sesuai dengan kriteria indeks.

Tren volatilitas juga masih akan dirasakan pada reksa dana pendapatan tetap. Oleh karena itu, Infovesta menyarankan investor agar tetap waspada terhadap isu kebijakan kenaikan suku bunga The Fed bulan depan yang mempengaruhi pergerakan pasar obligasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper