Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Menguat Jelang Rilis Data Manufaktur dan Kesaksian Powell

Ketiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) menguat pada awal perdagangan. Indeks Dow Jones naik 0,47 persen.
Pelaku pasar sedang memantau perdagangan di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, Senin (20/9/2021)./Bloomberg
Pelaku pasar sedang memantau perdagangan di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, Senin (20/9/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat pada awal perdagangan hari ini, Kamis (23/6/2022) menjelang rilis data indeks manufaktur dan testimoni Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di hadapan komite jasa keuangan DPR.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,47 persen ke level 30.628,21 pada pukul 20.47 WIB. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 0,51 persen ke 3.779,01 dan Nasdaq naik 0,38 persen ke 11.094,20.

Semua mata tertuju pada Powell saat dia bersiap untuk memberikan testimoni pada hari kedua di hadapan Kongres. Data aktivitas manufaktur dan jasa untuk AS juga akan menjadi fokus setelah versi data PMI zona euro berada jauh di bawah konsensus, sehingga memicu kekhawatiran resesi.

Sebelumnya di hadapan Senat pada Rabu (22/6), Powell mengatakan The Fed "berkomitmen kuat" untuk menurunkan inflasi, sedikit perubahan dalam perumusan dari pernyataan Powell pekan lalu bahwa perjuangan bank sentral melawan inflasi adalah "tanpa syarat."

Selama komentarnya di hadapan anggota parlemen pada hari Rabu, Powell mengatakan resesi di AS tetap "mungkin" dan mengatakan soft landing akan "sangat menantang" untuk dicapai.

Kepala analis pasar Miller TabakCo Matt Maley mengatakan baik kaum bullish maupun bearish memiliki implikasi tersendiri dari testimoni Powell di senat kemarin. 

“Komentarnya bahwa The Fed akan tetap berkomitmen kuat memberikan anggapan kepada bullish bahwa bank sentral dapat bertindak lebih awal dari yang diperkirakan kebanyakan orang saat ini. Di sisi lain, fakta bahwa Powell mengatakan bahwa soft landing akan sangat menantang untuk dicapai juga memberikan dorongan bagi bearish,” ungkap Maley seperti dikutip Bloomberg, Kamis (23/6/2022).

Pelaku pasar memperdebatkan seberapa jauh The Fed akan meregangkan siklus suku bunganya dalam menghadapi penurunan ekonomi. Pasar uang menunjukkan peluang bank sentral akan menaikkan suku bunga setelah tahun 2022, dan meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga mulai Mei 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper