Bisnis.com, JAKARTA - Harga bitcoin dan sejumlah aset kripto hari ini (19/6/2022) dilaporkan berbalik menguat setelah anjlok 12 hari beruntun.
Penyebab anjloknya harga bitcoin Cs. sebelumnya disebutkan karena keputusan sejumlah institusi besar untuk mencairkan aset kripto yang dimiliki seturut kekhawatiran resesi.
Sebagai gambaran, inflasi dunia tengah melonjak tajam, bahkan di Amerika memecahkan rekor 40 tahun terakhir. Akibatnya, sejumlah bank sentral di seluruh dunia mengambil 'anti biotik' paling ekstrim, mengerek suku bunga acuan secara tajam. Langkah ini diyakini akan menarik kembali uang yang beredar di pasar secara cepat dan menahan laju permintaan kredit baru sebagai 'pelumas' roda ekonomi.
Bloomberg melaporkan pada Minggu, pukul 09.15 waktu setempat, Bitcoin berbalik menguat dari level US$17.599 pada hari sebelumnya menjadi US$19.500.
Demikian juga aset kripto lain seperti Ether dari sebelumnya terjun ke level US$881 menjadi US$1.040.
Meski melonjak, sejatinya dalam pekan ini Bitcoin telah anjlok 40 persen. Nilai ini menjadi 70 persen jika diukur dari nilai tertingginya.
Baca Juga
“Bagi mereka yang suka membeli rendah dan menjual tinggi, saya pikir sebagian besar bisa setuju bahwa kenaikan itu cukup untuk sekarang,” kata Mati Greenspan, pendiri Quantum Economics dikutip dari Bloomberg.
Pasar kripto dunia tengah jatuh dari puncak tertingginya yang dicapai pada 2021. Saat itu, ketika Bitcoin diperdagangkan pada level US$69.000, kapitalisasi aset kripto menembus US$3 triliun. Akan tetapi, saat ini kapitalisasi itu telah susut tajam menjadi hanya sekitar US$900 miliar.
Lonjakan kekayaan dari aset kripto sebelumnya juga menggerakkan ekonomi rill. Banyak proyek dan usaha dibiayai dari kenaikan harga aset digital ini. Saat kondisi berbalik, tekanan keberlangsungan usaha di sektor rill juga terancam.
Kondisi ini belum berakhir. Aset kripto ke depan masih akan diselimuti sejumlah fluktuasi. Langkah bank sentral di seluruh dunia untuk menjinakkan inflasi ekonomi dengan mengerek suku bunga masih menjadi salah satu tantangan nyata.