Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau di zona hijau pada perdagangan sesi pertama hari ini, Kamis (16/6/2022) berkat penguatan saham-saham batu bara dan migas.
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB IHSG parkir pada posisi 7.120,66 atau menguat 1,62 persen. Sepanjang sesi pertama IHSG bergerak pada rentang 7.061,39 - 7.138,49.
Tercatat, 384 saham menguat, 148 saham melemah dan 140 saham bergerak stagnan. Investor asing tercatat membukukan aksi net foreign buy Rp130,14 miliar.
Investor asing tercatat menjual saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar Rp101,2 miliar, atau yang terbanyak sejauh ini.
Menyusul di belakangnya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp81,1 miliar dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebesar Rp20,2 miliar
Saham-saham batu bara dan migas melompat hingga sesi I IHSG siang ini. Saham PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) naik 11,82 persen, saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) menguat 7,84 persen, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) menanjak 7,41 persen, dan saham PT Medco Energi International Tbk. (MEDC) melesat 7,20 persen.
Baca Juga
Lebih lanjut saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) dan anak usahanya PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) masing-masing menguat 5,17 persen dan 5 persen. Tak ketinggalan saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yang masing-masing naik 4,08 persen dan 3,29 persen.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang dalam riset hariannya menyebutkan bahwa IHSG menghadapi sentimen positif setelah pengumuman keputusan FOMC The Fed.
Dow Jones Industrial Average tercatat berbalik menguat 1 persen pada perdagangan Rabu (15/6/2022) waktu setempat, sementara selama 5 hari berturut-turut sebelumnya turun tajam sebesar 2.815,3 poin atau 8,77 persen.
"Rebound DJIA tersebut dikombinasikan dengan naiknya EIDO sebesar 0,31 persen serta naiknya harga beberapa komoditas seperti batu bara naik 4,31 persen, emas naik 1,45 persen dan nikel sebesar 2,39 persen di tengah penurunan yield obligasi AS sebesar 0,54 persen untuk tenor 10 tahun berpotensi menjadi sentimen positif bagi penguatan IHSG hari ini," paparnya, Kamis (16/6/2022).
Di sisi lain, potensi sentimen negatif yang perlu diantisipasi akan berasal dari turunnya harga beberapa komoditas seperti minyak, CPO, serta timah. Penurunan ini terjadi di tengah berlanjutnya penurunan nilai tukar rupiah atas dolar AS serta net sell investor asing.