Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga BI7DRR Tetap, Rupiah Dibuka Menghijau

Rupiah masih tergerus 2,72 persen sepanjang tahun berjalan.
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali menguat pada pembukaan perdagangan awal pekan ini, Rabu (25/5/2022). Rupiah menguat 0,07 persen.

Berdasarkan data Bloomberg, di pasar spot, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada Rp14.651 per dollar AS pada pukul 09.02 WIB. Rupiah telah tergerus 2,72 persen sepanjang tahun berjalan.

Di sisi lain, indeks dolar AS Juni 2022 mengalami penguatan 0,01 persen atau 0 015 poin ke level 101,875.

Ibrahim Assuaibi Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan dalam perdagangan kemarin, mata uang garuda ditutup menguat 11 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 20 point di level Rp14.661 per dollar AS dari penutupan sebelumnya di level Rp14.671.

"Sedangkan untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup menguat di rentang Rp14.650 -- Rp14.690," ungkapnya dalam keterbukaan informasi yang dikutip Rabu (25/5/2022).

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Mei 2022. Hasilnya sesuai ekspektasi, pasar, suku bunga acuan masih tetap.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 April 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.

Dengan demikian, BI 7 Day Reverse Repo Rate tidak pernah berubah selama 15 bulan. Suku bunga acuan 3,5% adalah yang terendah sepanjang sejarah Indonesia. Walaupun, secara tahunan (year on year/yoy), inflasi Indonesia melesat 3,47% atau tertinggi sejak Agustus 2019. Inflasi tahunan tersebut semakin mendekati batas atas kisaran target BI yaitu 2-4%.

BPS juga mencatat inflasi inti pada April menembus 2,60% (YoY) yang merupakan rekor tertinggi sejak Mei 2020 atau dua tahun lalu di mana pada saat itu inflasi inti mencapai 2,65%.

Sedangkan, inflasi Mei akan merangkak naik menjadi 3,74% (yoy), mendekati batas atas target BI di kisaran 2-4%. Dia menambahkan fundamental ekonomi Indonesia masih positif, mulai dari transaksi berjalan, rupiah, pertumbuhan ekonomi, hingga neraca perdagangan.

Neraca perdagangan mencatatkan surplus US$ 7,56 miliar di April 2022, yang merupakan rekor tertinggi dalam sejarah. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tercatat 5,01% (yoy) di kuartal I-2022 dan transaksi berjalan mencatatkan surplus sebesar US$ 221 juta, atau 0,07% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Dia menjelaskan sentimen global datang dari Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan pembuat kebijakan kemungkinan akan mengangkat suku bunga deposito kawasan euro dari wilayah negatif pada akhir September 2022.

Saham berjangka A.S. menunjukkan penurunan 0,81% untuk S&P 500 dan penurunan 1,41% untuk Nasdaq saat dimulai ulang, menghilangkan kilau dari sesi kuat pada hari Senin yang membuat indeks masing-masing naik 1,86% dan 1,68%. Peringatan keuntungan setelah lonceng dari pemilik Snapchat Snap Inc.juga melihat saham jatuh 28% dalam perdagangan yang diperpanjang.

"Sementara itu, ada sedikit tanda positif untuk ekonomi global, dengan kota Shanghai di China diperkirakan akan segera mencabut pengunciannya dan komentar Presiden AS Joe Biden awal pekan ini tentang kemungkinan pelonggaran perang perdagangan dengan China mengangkat sentimen risiko pada dolar. pengeluaran," katanya.

Federal Reserve AS dapat menaikkan suku bunga targetnya menjadi sekitar 2% pada Agustus 2022, dengan tindakan lebih lanjut tergantung pada bagaimana penawaran dan permintaan mempengaruhi inflasi, Presiden Fed Kansas City Esther George mengatakan pada Senin.

Investor sekarang menunggu risalah dari pertemuan terakhir Fed, yang dijadwalkan pada hari Rabu. Reserve Bank of New Zealand akan memberikan keputusan kebijakannya pada hari yang sama, dengan Bank of Korea menyusul pada hari Kamis. Serta menunggu IMP manufaktur global lainnya selama hari ini akan menjadi fokus utama lainnya bagi investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper