Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO-nya Aset Kripto, Apa Itu Initial Coin Offering (ICO)?

ICO dalam kripto memang mirip dengan IPO perusahaan terbuka, namun ada perbedaan mendasar antara keduanya.
Ilustrasi Mata Uang Kripto Bitcoin/Antara
Ilustrasi Mata Uang Kripto Bitcoin/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Seiring dengan semakin meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi aset kripto atau cryptocurrency, sejumlah proyek koin kriptopun terus bermunculan. Penawaran proyek koin kripto ini akan diawali dengan initial coin offering atau ICO.

Kripto kini jadi aset investasi yang menjanjikan di mata generasi muda. Kini berinvestasi aset kripto tidak hanya terbatas pada pilihan memakai Bitcoin.

Ada banyak alternatif cryptocurrency lain. Terkait hal ini, investor juga perlu tahu apa itu ICO. Terlebih lagi, ICO bisa jadi momen langka memperoleh keuntungan dari aset kripto. Apa itu ICO Crypto?

Dilansir dari investopedia.com, Senin (23/5/2022), initial coin offering atau penawaran koin awal dalam industri cryptocurrency sama halnya dengan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) suatu perusahaan di pasar modal.

Perusahaan yang ingin mengumpulkan uang membuat koin, aplikasi, atau layanan baru dapat meluncurkan ICO sebagai cara untuk mengumpulkan dana.

Investor yang tertarik dapat membeli penawaran koin awal untuk menerima token cryptocurrency baru yang dikeluarkan oleh perusahaan. Token ini mungkin memiliki beberapa utilitas yang terkait dengan produk atau layanan yang ditawarkan perusahaan, atau mungkin hanya mewakili saham di perusahaan atau proyek.

Dilansir dari Pintu Academy, ICO memang memiliki prinsip yang mirip dengan IPO. Hanya saja, keduanya punya perbedaan yang cukup signifikan.

Praktik ICO merupakan upaya yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam proses pengumpulan dana. Hanya saja, pelaksanaan ICO biasanya dilakukan oleh startup blockchain. Dalam kesempatan tersebut, startup akan mengeluarkan token miliknya yang nantinya dapat ditukarkan di platform exchange.

Pelaksanaan ICO cukup sering dilakukan oleh berbagai perusahaan blockchain. Beberapa di antaranya adalah Block.one. Dana yang berhasil mereka kumpulkan dari ICO cukup fantastis, yakni mencapai angka US$4 miliar. Ada pula Filecoin yang melakukan penjualan token dan memperoleh dana sebesar US$257 juta.

Cara Kerja ICO

Sampai di sini, terdapat perbedaan kontras antara apa itu ICO dengan IPO di pasar modal. Dalam IPO, perusahaan mengeluarkan saham. Nilai saham itu mempunyai kaitan erat dengan performa bisnis perusahaan.

Lalu, bagaimana dengan ICO? Apakah token yang bisa didapatkan dari ICO mampu memberi keuntungan serupa? Untuk hal yang satu ini, perlu terlebih dulu mengetahui cara kerja ICO.

Seperti yang telah disebutkan, ICO merupakan salah satu upaya penggalangan modal oleh sebuah perusahaan lewat perilisan token. Token tersebut kemudian didistribusikan dalam platform exchange agar bisa diperdagangkan.

Sebagai imbalan, pemilik token aset kripto akan mendapatkan keuntungan dari perusahaan, dapat berupa akses layanan tertentu atau kepemilikan modal di perusahaan. Token yang memberi akses layanan dikenal sebagai utility token. Sementara itu, token yang merepresentasikan kepemilikan modal disebut dengan istilah security token.

Selain dua jenis token tersebut, ada pula istilah payment token. Token yang satu ini memperoleh pengawasan ketat. Alasan utamanya adalah sebagai jaminan payment token tidak dimanfaatkan sebagai sarana pencucian uang.

Kepemilikan token lewat ICO memang memberi peluang memiliki kontribusi modal bagi sebuah perusahaan. Hanya saja, pihak perusahaan tidak mempunyai obligasi nyata yang bisa diberikan kepada para kontributor.

Beberapa praktik ICO memberi kesempatan bagi investornya mendapatkan keuntungan besar. Namun, tak menutup kemungkinan kalau ICO membuat investor rugi besar. Hal ini dapat terjadi kalau ICO itu merupakan penipuan atau perusahaan memiliki performa bisnis yang buruk.

Oleh karena itu, sebelum berpartisipasi, investor perlu memahami secara mendalam apa itu ICO. Selain itu, juga harus paham tentang cara menggunakan wallet crypto serta platform exchange.

Regulasi ICO

Berkaitan dengan regulasi, BAPPEBTI mengakui token ICO sebagai investasi berjangka. ICO ditawarkan dengan menggunakan aset berupa token.

Regulasi yang tidak terlalu ketat tersebut, membuat banyak orang yang menganggap ICO tak ubahnya sebagai praktik penipuan. Terlebih lagi, ICO berjalan sepenuhnya di platform digital yang membuat masyarakat kesulitan untuk menuntut pihak penerbit kalau mereka mengalami kerugian.

Meski begitu, praktik pelaksanaan ICO di berbagai negara bisa mendapatkan intervensi dari pihak terkait jika terdapat indikasi tindakan yang mencurigakan. Contohnya, ICO oleh Telegram pada 2018 dan 2019 yang sempat ditangguhkan oleh Securities and Exchange (SEC). Merujuk pada fenomena tersebut, investor bisa tetap memperoleh perlindungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper