Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Global Masih Pengaruhi Pasar Obligasi Tanah Air

Yield SBN tertekan akibat sentimen hawkish The Fed pasca rapat FOMC, di mana The Fed menaikan suku bunganya hingga 50 basis poin (bps).
ilustrasi obligasi
ilustrasi obligasi

Bisnis.com, JAKARTA – Sentimen global saat ini disebutkan masih pengaruhi pasar obligasi atau surat berharga negara (SBN) di Tanah Air. Sementara lelang tambahan menurut analis berdampak tambahan bagi capaian target pemerintah.

Chief Economist Bank Permata Josua Pardede menyampaikan bahwa pasca libur panjang, imbal hasil atau yield Surat Utang Negara (SUN/SBN) mengalami tekanan sehingga mengalami peningkatan dan memberikan sentimen negatif bagi pasar obligasi di dalam negeri.

Hal tersebut terbukti dari hasil lelang SUN yang dilaksanakan pada pekan lalu, 10 Mei 2022, yang mencatatkan total penawaran terendah sepanjang tahun yaitu sebesar Rp19,74 triliun dengan jumlah dimenangkan pemerintah sebesar Rp7,76 triliun yang berada dibawah target indikatif sebelumnya.

Pada 19 April 2022 lalu, lelang sukuk negara alias SBSN juga mencatatkan total penawaran terendah yaitu sebanyak Rp7,54 triliun. Sedangkan pada lelang SBSN hari ini, Selasa (17/5/2022) terjadi kenaikan dengan jumlah penawaran sebanyak Rp17,02 triliun.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, dikutip Selasa (17/5/2022), sepanjang tahun ini pemerintah telah mengumpulkan setidaknya Rp363,25 triliun dari penerbitan SBN.

Pemerintah pun tercatat setidaknya telah melakukan tujuh kali lelang tambahan (Green Shoe Option) baik untuk SUN maupun SBSN untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan di tahun 2022. Josua pun berpendapat, langkah ini hanya bersifat terbatas untuk target pemerintah.

“Untuk mencapai target pemerintah, lelang tambahan ini cenderung berdampak terbatas terhadap target pemerintah, mengingat tambahan dari lelang tambahan ini hanya sekitar Rp2-3 triliun,” ungkap Josua kepada Bisnis, Selasa (17/5/2022).

Josua menyampaikan, pasca libur panjang, yield SBN tertekan akibat sentimen hawkish The Fed pasca rapat FOMC, di mana The Fed menaikan suku bunganya hingga 50 basis poin (bps).

Dampaknya, sepanjang minggu lalu yield SUN Indonesia bertenor 10 tahun masih cenderung mengalami pelemahan akibat inflasi dan pernyataan hawkish dari The Fed.

“Hal ini kemudian juga berdampak negatif kepada sentimen dari investor di pasar obligasi, terutama dari sisi investor asing. Investor asing sendiri sudah berkurang signifikan, dan hanya memiliki proporsi sekitar 16 persen dari total kepemilikan obligasi,” kata Josua.

Ke depannya, Josua mengungkapkan pergerakan yield masih akan didominasi sentimen asing, terutama sentimen terkait inflasi global dan suku bunga negara maju.

Di sisi lain, kenaikan jumlah penawaran SBSN hari ini menurutnya merupakan bagian dari ekspektasi investor terkait prospek imbal hasil instrumen SBSN kedepannya, mengingat harga yang rendah per hari ini.

Sementara itu, Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula menyampaikan bahwa kenaikan yield SUN 10 tahun yang mendekati level 7,5 persen sudah undervalue.

“Kalau melihat kondisi makro termasuk ekspektasi angka inflasi dan suku bunga kenaikan yield SUN tenor 10 tahun mendekati level 7,5 persen sudah undervalue,” kata Ezra saat dihubungi Bisnis secara terpisah, Selasa (17/5/2022).

Dia mengungkapkan bahwa sentimen global yang menyebabkan volatilitas saat ini sudah mulai stabil dengan yield US Treasury bertenor 10 tahun yang berada di bawah 3 persen.

Selain itu menurutnya angka inflasi Amerika Serikat sudah mencapai puncak sehingga diperkirakan adanya sentimen positif ke depannya. Di mana investor lokal dan asing dapat mulai perlahan kembali masuk ke pasar obligasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper