Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) melaporkan membukukan laba bersih Rp14,54 triliun pada kuartal I/2022. Hal ini berbanding terbalik dengan kinerja kuartal I/2021 yang masih mencatatkan rugi Rp324 miliar.
Sekretaris Perusahaan BUKA Perdana Arning Saputro mengatakan, sebagian besar laba operasional BUKA ditopang oleh investasi perusahaan di PT Allo Bank Tbk. (BBHI). Hal tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah Bukalapak masih merupakan perusahaan yang bergerak di sektor e-commerce, atau merupakan perusahaan investasi.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, sesuai anggaran dasar perseroan, kegiatan usaha utama BUKA bergerak di bidang usaha yang terkait dengan portal web dan platform digital dengan tujuan komersial di Indonesia.
"Berdasarkan laporan pendapat hukum pada saat filing ke Bursa, BUKA juga memiliki kegiatan usaha penunjang, salah satunya melakukan aktivitas perusahaan holding dan aktivitas konsultasi manajemen," kata Nyoman, dikutip Kamis (5/5/2022).
Sebagai informasi, BUKA mengumumkan melakukan investasi di BBHI pada Januari 2022. Saat itu perusahaan mengumumkan masuk melalui skema rights issue dengan kucuran dana Rp1,19 triliun atau setara Rp478 per saham.
Hingga kuartal I/2022, BUKA membukukan pendapatan yang tumbuh sebesar 86 persen menjadi Rp788 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai ini setara 29,18 persen dari proyeksi pendapatan yang ditetapkan perusahaan untuk 2022, yakni naik minimal 44 persen menjadi Rp2,7 triliun sepanjang tahun.
Baca Juga
Manajemen Bukalapak menyampaikan pihaknya memiliki komitmen untuk fokus pada strategi agar dapat mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, diiringi dengan pengelolaan beban yang baik.
Di samping peningkatan efisiensi, Bukalapak juga memiliki permodalan yang kuat dengan posisi kas perseroan sebesar Rp20 triliun pada akhir Maret 2022.