Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Naik, Laba Charoen Pokphand (CPIN) Terkoreksi pada 2021

Laba bersih CPIN terkoreksi 5,77 persen YoY dari Rp3,84 triliun pada 2020 menjadi Rp3,62 triliun pada 2021.
Charoen Pokphand Indonesia./Charoen
Charoen Pokphand Indonesia./Charoen

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perunggasan dan pakan ternak PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) mengantongi laba bersih Rp3,62 triliun pada 2021, menurun seiring dengan lonjakan harga komoditas yang meningkatkan beban.

CPIN mengalami penurunan laba pada 2021 sejalan dengan beban pokok yang naik lebih tinggi dari pertumbuhan pendapatan.

Pada 2021, CPIN meraih kenaikan penjualan neto sebesar 21,56 persen year-on-year (YoY) dari Rp42,52 triliun pada 2020 menjadi Rp51,69 triliun.

Penjualan neto CPIN bersumber dari segmen pakan Rp14,23 triliun, ayam pedaging Rp26,9 triliun, anak ayam usia sehari Rp2,14 triliun, ayam olahan Rp6,93 triliun, dan lain-lain Rp1,45 triliun. Segmen ayam pedaging naik paling tinggi dengan pertumbuhan penjualan 41,33 persen secara tahunan.

Pada saat yang sama, beban pokok penjualan CPIN membengkak 27,14 persen YoY dari Rp34,26 triliun menjadi Rp43,56 triliun. Beban pokok penjualan CPIN didominasi oleh bahan baku yang digunakan sebesar Rp34,35 triliun pada 2021 atau meningkat 34,45 persen YoY.

“Kelompok usaha terkena dampak risiko harga komoditas akibat beberapa faktor, antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran pasar, dan lingkungan ekonomi global,” tulis manajemen Charoen Pokphand Indonesia dalam laporan keuangn yang dipublikasikan Senin (11/4/2022).

Lebih lanjut, dampak tersebut terutama timbul karena sebagian besar bahan baku produksi pakan ternak, yaitu jagung dan bungkil kacang kedelai merupakan barang komoditas.

Untuk mengurangi risiko tersebut, CPIN menggunakan bahan baku pengganti bahan baku komoditas dan mengalihkan kenaikan harga kepada pelanggan.

Di sisi profitabilitas, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk CPIN terkoreksi 5,77 persen YoY dari Rp3,84 triliun pada 2020 menjadi Rp3,62 triliun pada 2021.

Dalam risetnya, analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Emma A. Fauni memprediksi CPIN akan mengalami pemulihan signifikan di segmen ayam pedaging atau broiler.

Sebelum rilis laporan keuangan 2021, Mirae Asset Sekuritas menaikkan peringkat saham CPIN menjadi trading buy. Target harga saham CPIN berada di level Rp6.300.

Pada perdagangan Senin (11/4/2022) saham CPIN parkir di level Rp5.400. Sepanjang 2022, saham CPIN turun 9,24 persen, dengan kapitalisasi pasar Rp88,55 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper