Bisnis.com, JAKARTA — Rencana pembagian dividen oleh sejumlah besar emiten pada beberapa pekan ke depan berpotensi mempertahankan tren bullish pada indeks harga saham gabungan atau IHSG yang tengah terjadi sepanjang April 2022 ini.
Pada akhir pekan lalu, Jumat (8/4/2022), IHSG ditutup di level all time high yakni 7.210,83, terutama dipicu oleh laju pemulihan ekonomi Indonesia yang relatif lebih cepat serta investor asing yang melihat Indonesia diuntungkan oleh konflik geopolitik Rusia dan Ukraina.
IHSG memang cukup panas beberapa waktu terakhir. Pada akhir Maret 2022 lalu, IHSG masih di level 7.000-an, tetapi dalam sekejap sudah di level 7.200-an. Kondisi ini mungkin saja akan memicu aksi profit taking dari sejumlah investor. Namun, adanya agenda pembagian dividen kemungkinan akan menahannya.
Ulasan tentang potensi banjir dividen emiten pada tahun ini menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.
Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Senin (11/4/2022):
1. Perang Rusia-Ukraina Mulai Ancam Ketahanan Pangan Rumah Tangga
Ancaman pangan dan kenaikan harga yang diprediksi terjadi sejak awal perang Rusia-Ukraina kini mulai terasa. Rumah tangga di negara-negara jazirah Arab dan kawasan Afrika Utara mulai merasakan kenaikan harga pangan akibat kemacetan rantai pasok.
World Food Programme telah memperingatkan bahwa ketahanan masyarakat di kawasan ini berada pada titik nadir. World Food Programme (WFP) atau Program Pangan Dunia didirikan FAO pada 1960, dan bermarkas besar di Kota New York. WFP memberikan bantuan kemanusiaan dan pembangunan jangka panjang untuk program pangan di negara-negara berkembang.
WFP menyebutkan lonjakan harga pangan global tercatat lebih dari 50 persen dari pertengahan 2020. Dampak lebih parah terjadi di Afrika Utara lantaran kekeliruan dalam manajemen ekonomi, kekeringan, dan kerusuhan sosial.
Negara dengan populasi besar seperti Mesir, Maroko dan Tunisia berjuang untuk mempertahankan subsidi atas harga makanan dan bahan bakar.
Uni Emirat Arab telah berupaya membantu sekutunya di Mesir yang merupakan konsumen gandum terbesar di dunia untuk menopang ketahanan pangannya. Namun, Mesir kini juga sedang mencari bantuan Dana Moneter Internasional (IMF).
2. Banjir Dividen Emiten Bakal Topang Laju IHSG
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher Jordan dalam laporannya menjelaskan, IHSG menguat cukup signifikan meskipun dibayangi kekhawatiran dari global. Menurutnya, pada awal pekan depan investor akan lebih konservatif dalam mengantisipasi rilis dari beberapa data ekonomi. Namun, rilis kinerja dan pembagian dividen masih akan mendorong IHSG.
Adapun, setidaknya ada 22 emiten yang akan membagikan dividennya ke investor di periode ini. Beberapa emiten sudah membagikan dividennya, sedangkan beberapa lainnya dalam daftar tersebut sudah mengumumkan rencana pembagian dividen dan yang lainnya belum.
Namun, salah satu hal yang perlu diwaspadai di tengah tren pembagian dividen adalah dividend trap. Pembagian dividen kerap membuat investor masuk ke dalam dividend trap atau jebakan dividen. Istilah dividend trap ini menggambarkan penurunan harga saham sehari setelah cum date.
3. Restrukturisasi Melandai, Isyarat Optimisme Debitur Menguat
Nilai restrukturisasi kredit yang terdampak oleh pandemi Covid-19 di industri perbankan terus berkurang pada awal tahun ini. Di satu sisi, hal ini mencerminkan pulihnya kinerja keuangan pelaku industri, tetapi di sisi lain juga masih rentan terhadap tantangan baru di pasar.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan outstanding restrukturisasi mencapai Rp638,22 triliun per Februari 2022 atau turun Rp16,42 triliun dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan posisi pada akhir 2021, nilai restrukturisasi telah turun sekitar Rp25 triliun dan berkurang Rp192 triliun jika dibandingkan Desember 2020. Adapun, jumlah debitur restrukturisasi mencapai 3,7 juta per Februari 2022.
Penurunan itu didorong oleh restrukturisasi kredit pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang turun Rp6,61 triliun dari Rp251,39 triliun per Januari 2022 menjadi Rp244,78 triliun pada Februari. Jumlah debitur juga turun menjadi 2,84 juta dari 2,96 juta debitur.
Untuk segmen non-UMKM, nilai restrukturisasi kredit perbankan pada Februari 2022 mencapai Rp393,4 triliun atau turun Rp9,32 triliun secara bulanan. Jumlah debitur non-UMKM turut mengalami penurunan dari 910.269 debitur menjadi 857.000.
Penurunan restrukturisasi kredit di bank juga tecermin dari laporan sejumlah perbankan. Hal itu utamanya didorong meningkatnya kepercayaan diri para pelaku usaha terhadap kondisi ekonomi nasional, serta terkendalinya pandemi Covid-19.
4. Peluang Besar WOWS Raih Kontrak Rp300 Miliar dari Pertamina
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan melakukan perawatan sumur di Rig ATS 2517 di Duri Steam Flood (DSF) Field Duri, Blok Rokan, Bengkalis, Riau, Rabu (22/12/2021). PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai bagian dari Subholding Upstream Pertamina menargetkan produksi minyak Blok Rokan meningkat dari 160.000 barel per hari (bph) di tahun 2021 menjadi 300.000 barel per hari (bph) pada tahun 2025. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Permintaan terhadap rig di dalam negeri diyakini masih sangat tinggi, sejalan dengan target pemerintah untuk menggenjot produksi siap jual atau lifting minyak nasional hingga mencapai 1 juta barel per hari. Hal itu memberikan peluang besar kepada PT Ginting Jaya Energi Tbk. untuk meraih kontrak baru senilai Rp300 miliar dari PT Pertamina (Persero).
Hingga kini, Pertamina masih menjadi tumpuan pemerintah untuk mencapai target lifting nasional karena kontribusinya paling besar dibandingkan dengan perusahaan migas lainnya.
Tahun ini pun, pemerintah masih fokus pada penguatan Pertamina sembari tetap memacu peran swasta untuk bisa memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian produksi minyak nasional.
Saat ini, emiten berkode saham WOWS itu tengah menanti hasil tender penyewaan rig untuk pekerjaan workover dan well services (perawatan sumur migas) milik Pertamina. Enam paket tender yang berkisar Rp300 miliar tersebut memiliki potensi reccuring income per tahun sebesar Rp120 miliar.
5. Ngebut Ngatur IKN, Peraturan Turunan UU IKN Segera Rampung
Proyek pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara tak bisa disangkal merupakan proyek besar berjangka panjang. Paling tidak hal itu terbaca dari tahapan pembangunan dan pemindahan orang ke lokasi yang berada di antara dua wilayah di Kalimantan tersebut.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022, Ibu Kota Negara (IKN) yang diberi nama Nusantara itu akan memiliki luas wilayah daratan sekitar 256.142 hektare. Wilayah perairan laut seluas kurang lebih 68.189 hektare.
Dari sisi batas wilayah, Nusantara sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Penajam, Teluk Balikpapan, Kecamatan Balikpapan Barat, Kecamatan Balikpapan Utara, dan Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan.
Untuk sebelah barat, Nusantara berbatasan dengan Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara.
Selanjutnya, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan Loa Janan, dan Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar.
Sebagai kelanjutan dari lahirnya UU IKN, pemerintah menargetkan penyelesaian aturan turunan UU Ibu Kota Negara (IKN) selambat-lambatnya pada April 2022.