Bisnis.com, JAKARTA - PT FinAccel Teknologi Indonesia, anak perusahaan dari FinAccel Pte Ltd yang juga induk perusahaan Kredivo, mengumumkan akuisisi saham mayoritas di Bank Bisnis Internasional, Tbk. (BBSI), entitas yang terdaftar di BEI.
Group CEO & Co-founder FinAccel Akshay Garg mengklaim akuisisi tersebut merupakan langkah yang signifikan dalam strategi ekspansi FinAccel untuk melayani pengguna dengan menawarkan layanan finansial yang lebih bervariasi. Layanan yang dimaksud meliputi, kredit digital, paylater hingga perbankan digital.
FinAccel memaparkan, pada akhir proses akuisisi yang dijadwalkan selesai pada akhir minggu ini, PT FinAccel Teknologi Indonesia akan memiliki 75 persen saham Bank Bisnis.
Adapun keluarga Suriadi, pemilik mayoritas sebelumnya, masih mempertahankan porsi kepemilikan minoritas yang signifikan. Semua persetujuan regulator untuk akuisisi ini telah diperoleh, termasuk dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Akshay mengatakan, meski perusahaan sudah menjadi penyedia kredit digital melalui bisnis paylater dalam beberapa tahun terakhir, digitalisasi layanan perbankan Indonesia baru saja dimulai. "Dengan ini kami siap untuk melayani pengguna dengan produk perbankan bertaraf dunia ke depannya," ujarnya dalam siaran pers, Senin (4/4/2022).
Menanggapi hal ini Perwakilan Pemegang Saham dari Keluarga Suriadi Purnawan Suriadi menyebut, saat ini sektor perbankan secara cepat mengarah ke digitalisasi, perusahaam sangat senang untuk menyambut FinAccel Teknologi sebagai pemegang saham mayoritas baru dari Bank Bisnis. "Selain itu, kami mendukung visi mereka untuk membangun franchise digital bank terdepan di Indonesia," ujarnyan.
Baca Juga
Sebagai informasi, FinAccel adalah perusahaan teknologi keuangan yang berfokus untuk memberikan layanan keuangan. Produk dan entitas FinAccel mencakup Kredivo, platform paylater di Indonesia dan Vietnam, KrediFazz, platform kredit digital di Indonesia dan Bank Bisnis Indonesia.
FinAccel didukung oleh perusahaan modal ventura dan investor korporat terkemuka seperti Victory Park Capital, Mirae Asset, Naver, Square Peg, Jungle Ventures, Telkom Indonesia, Singtel dan GMO.
